Skip to main content

Dosen Agroteknologi Merakit Pupuk N-ZEO-SRPlus

 

[unsoed.ac.id, Rab, 03/03/21] Salah satu permasalahan pada peningkatan produksi pertanian di Indonesia adalah permasalahan pupuk yang cukup mahal dan kurangnya pasokan pupuk bagi petani serta dampaknya terhadap lingkungan. Khususnya pupuk nitrogen, permasalahan lain adalah efisiensinya yang rendah dan menyebabkan penurunan produktivitas tanah.

Berdasarkan keprihatinan atas permasalahan pupuk, Tim Dosen Agroteknologi merakit PUPUK N-ZEO-SRPlus. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di laboratorium Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian UNSOED dengan sumber pendanaan Program Pendanaan riset Inovatif – Produktif  (RISPROLPDP tahun 2020.

Tim terdiri atas:  Ir. Kharisun, PhD., Dr. Ir. M Rif’an, MP, Ir.  Mudjiono, MP dan  Dr.Tech.Sc. Ir. Budi Prakoso, M.Sc. dibantu tim teknis yang terdiri atas: Kartika Ferrawati, SP, Ratri Noorhidayah, S.P, M.Sc, Narso, AMd dan Eri Nurvitasari, AMd.

Ir. Kharisun, Ph.D mengatakan bahwa uji coba pupuk telah dilaksanakan pada berbagai komoditas tanaman pangan (Padi dan Jagung) maupun  tanaman hortikultura (bawang merah dan selada) di berbagai lokasi (Cirebon, Purwosari, Tambaksari dan Jetis) melibatkan 24 mahasiswa S1 Agroteknologi dan 2 mahasiswa S2 Agronomi. “Embrio dari  PUPUK N-ZEO-SRPlus adalah pupuk alami “NZEO-SR (Nitrogen Zeolite Slow Release) menggunakan bahan yang mempunyai kemampuan meningkatkan efisiensi pemupukan dan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) serta mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah yaitu zeolite dan montmorilonit”, jelasnya.

Pupuk alami “NZEO-SR” dibuat dari bahan utama deposit zeolit alam dan lempung tipe 2:1 jenis montmorillonite sebagai bahan penyemen (cementing agent) dan telah diujicobakan pada tanaman padi pada tanah ultisol. Pupuk ini telah dipamerkan pada gelar pameran inovasi di LIPI Jakarta bulan Oktober 2015 dan sedang didaftarkan hak patennya pada tanggal tanggal 31 Mei 2016 (No pendaftaran paten P00201608687 dan sudah mendapatkan no merek produk (No.TDR: D002017039883) dari dana hibah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Kemenristekdikti.

Untuk itu pupuk NZEO-SR perlu dikembangkan untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi petani khususnya dengan makins meningkatnya permasalahan stress abiotic yang dialami oleh tanaman seperti kekeringan dan kegaraman, dan stress biotik seperti hama dan penyakit.  “Untuk itu produk NZEO-SR juga akan dikembangkan menjadi pupuk NZEO-SR Plus dengan pengkayaan unsur Si dan peningkatan teknologinya”, jelas Ir. Kharisun, PhD.  

Pengembangan pupuk NZEO-SR menjadi NZEO-SRPlus dimaksudkan   untuk   meningkatkan   performance   pupuk   dalam   penerapannya   di   lahan pertanian, untuk meningkatkan efisiensi serapan nitrogen oleh tanaman dan untuk dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kondisi stress abiotik dan biotik.  Hal ini karena pupuk NZEO-SRPlus akan lebih diprioritaskan digunakan pada lahan-lahan sub-optimal yang mempunyai permasalahan spesifik (marginal), tetapi mempunya potensi yang sangat besar untuk dikembangkan seperti lahan pasir dan lahan tanah masam.  “Pengembangan teknologi pupuk NZEO-SRPlus ini dilakukan dengan teknologi nano untuk ukuran zeolite dan perakitannya menggunakan coating dari mineral silikat montmorillonit yang berukuran nano dan bahan humat. Coating dg teknologi tersebut akan menyebabkan pupuk mempunyai kemampuan  mengendalikan unsur  N  lebih  baik  sehingga  efisiennya  lebih  tinggi  dan memudahkan penggunaan di lapang”, urainya.

Disamping itu adanya coting nano-silikat dan bahan humat akan dapat meningkatkan kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah, khususnya pada tanah-tanah marginal(sub-optimal). Mineral zeolite merupakan mineral tridimensional network yang mempunyai KTK yang tinggi mencapai 250 mg/ yang sangat cocok untuk penjerap nitrogen di dalam kisi-kisinya. Mineral montmorilonit merupakan mineral silikat dengan KTK tinggi dan mempunyai sifat plasitisas yang tinggi sehingga sangat sesuai sebagai bahan coating pupuk.

Bahan humat merupakan bahan organik yang telah mengalami pelapukan yang lanjut yang terdiri dari asam humat, asam fluvat dan bahan humin, dimana bahan2 tersebut mempunya KTK yang tinggi dan mampu mengendalikan kelembaban pupuk serta mengandung hara makro dan mikro tanaman. Bahan humat akan dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah sehingga sangat baik diberikan untuk memperbaiki produktivitas tanah-tanah marginal (sub-optimal) masam. 

Diharapkan pupuk yang dihasilkan ini dapat membantu memecahkan solusi efisiensi pupuk sehingga dapat memberikan kojntribusi terhadap petani dan masyarakat secara umum. Terus maju dan berkarya Faperta.

Maju Terus Pantang Mundur, Tidak Kenal Menyerah! [ohr faperta]