Manfaat Seledri Sebagai Obat Herbal Penyakit Ginjal
[unsoed.ac.id, Rab, 07/09/22] Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), melakukan penelitian penggunaan ekstrak seledri sebagai obat herbal pada kerusakan ginjal akibat adanya hambatan pada saluran kemih. Penelitian ini dilakukan pada hewan coba yaitu tikus putih Sprague dawley.
Tim PKM-RE ini terdiri dari 5 anggota yang berasal dari Jurusan Pendidikan Dokter, diketuai oleh Shafira Audy Prameswari dengan anggota Yoana Rizki Deviriandra, Rizky Aliyah Putri, Ariadne Hapsari Putri Taufik, dan Athaya Helia Untari, di bawah bimbingan dr. Afifah, M.Sc.
Shafira mengatakan permasalahan yang diangkat oleh tim riset ini bermula dari belum adanya obat untuk fibrosis ginjal pada kerusakan ginjal stadium akhir akibat adanya hambatan pada saluran kemih. Di kehidupan sehari-hari, kasus tersebut umum terjadi pada pasien dengan batu ureter. Batu yang menutup saluran kemih tersebut menyebabkan gangguan aliran dan akhirnya berdampak pada kerusakan ginjal itu sendiri. Ginjal merupakan organ vital tubuh, sehingga kerusakan pada ginjal dapat membahayakan penderitanya dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Di sisi lain, obat-obatan herbal masih menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia karena mudah dicari, harganya murah, aman, serta dapat digunakan jangka panjang. ”Berangkat dari permasalahan tersebut, tim riset ini meneliti tanaman seledri yang diketahui memiliki banyak manfaat”, ungkapnya.
Seledri diketahui memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, steroid, fenol, dan senyawa kimiawi lainnya yang bersifat antioksidan dan antiinflamasi, sehingga seledri dapat mencegah terjadinya stres oksidatif di ginjal. Selain itu, literatur lain menyebutkan bahwa seledri dapat meluruhkan batu ginjal dan batu empedu. Shafira mengatakan bahwa potensi seledri tersebut perlu diteliti lebih lanjut, mengingat potensi kebermanfaatannya yang cukup besar. Tim PKM-RE ini berusaha untuk menguji efektivitas ekstrak seledri sebagai obat alternatif yang menghambat progresivitas fibrosis ginjal agar tidak berujung pada gagal ginjal stadium akhir.
Baca juga : UNSOED dan Komisi Yudisial RI Jalin Kerjasama
“Untuk menguji efektivitas seledri tersebut, penelitian dimulai dengan membuat ekstrak seledri lalu dilanjutkan dengan membuat tikus model saluran kemih terhambat. Setiap harinya selama 14 hari, tikus tersebut diberikan ekstrak seledri yang telah dibuat. Dosis ekstrak seledri yang diberikan terdiri dari 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB. Selain mengetahui efektivitas seledri sebagai obat herbal penyakit ginjal, penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan dosis terbaik ekstrak seledri yang dapat melindungi ginjal”, urainya.
Hasil dari penelitian tim riset ini menunjukkan bahwa ekstrak seledri bermanfaat dalam mencegah progresivitas fibrosis ginjal yang dapat berujung pada gagal ginjal stadium akhir. Penelitian lanjutan diperlukan untuk uji toksisitas dan uji klinis pada manusia, sehingga seledri dapat digunakan sebagai obat alternatif yang memiliki efek proteksi terhadap ginjal. Terlepas dari itu, penelitian ini dapat menjadi penelitian dasar dan wawasan bagi masyarakat maupun peneliti lainnya yang hendak memanfaatkan seledri sebagai obat alternatif penyakit ginjal.
#unsoedmajuterus