Pramuka UNSOED Dampingi Pengembangan Gropak Wlahar Wetan
[unsoed.ac.id, Jum, 21/10/21] Masa pandemi berdampak terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat, salah satunya pada bidang ekonomi. Usaha mikro, kecil, menengah termasuk industri rumahan gropak yang menjadi salah satu produk unggulan Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas juga mengalami dampak pandemi, akibat menurunnya daya beli masyarakat. Pemulihan kondisi ini menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Racana Soedirman, Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman / Unsoed yang menjadi mewadahi kegiatan kepramukaan.
Konsep Tri Bina yang melekat dalam kegiatan pembinaan yang dilakukan Racana Soedirman, yaitu bina diri, bina satuan dan bina masyarakat mendorong mahasiswa dari berbagai fakultas ini untuk bergerak, memberikan sumbangsih dalam pemulihan ekonomi masyarakat. Program pembinaan yang memiliki dimensi kemasyarakatan yang dikembangkan, adalah bina masyarakat. Bina masyarakat ini selaras dengan pengembangan pembelajaran yang digalakkan oleh Menteri Riset, Teknologi, Pendidikan dan Kebudayaan saat ini, yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Kegiatan bina masyarakat yang dilakukan oleh Racana Soedirman adalah bina desa, yang tahun ini mendapatkan hibah pendanaan dalam Program Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi setelah melalui seleksi beberapa tahap, menyisihkan proposal dari universitas-universitas di seluruh Indonesia.
Tim PHP2D Racana Soedirman yang diketuai oleh Jannata Utswatun Khasanah, mahasiswa Fakultas Pertanian beranggotakan mahasiswa lintas fakultas dan lintas angkatan ini memilih melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan gropak di Desa Wlahar Wetan. Gropak merupakan makanan ringan khas dari Desa Wlahar Wetan yang berbahan dasar singkong.
Jannata Utswatun Khasanah mengatakan bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi para perajin, adalah sulitnya mencari bahan tambahan dalam pembuatan gropak yaitu kucai. Produsen gropak memperoleh kucai dengan cara membeli di desa sebelah tetapi terkadang kesulitan untuk mendapatkan. Menyiasati kondisi tersebut, Tim PHP2D Racana Soedirman membekali masyarakat dengan teknologi budidaya vertikultur untuk memproduksi kucai secara mandiri. “Teknologi vertikultur kucai menjadi solusi, karena selama ini perajin telah mencoba menanam di lahan pekarangan tetapi terganggu oleh hama unggas, yaitu ayam”, ungkapnya.
Pelatihan melibatkan dosen Fakultas Pertanian Dyah Susanti, S.P., M.P. yang juga merupakan dosen pendamping sekaligus pembina UKM Pramuka Racana Soedirman sebagai narasumber pelatihan. Alih teknologi yang dilaksanakan secara hybrid menyiasati situasi pandemi, dilanjutkan dengan praktik bersama di rumah perajin, telah berhasil dilaksanakan, dan perajin telah memanen kucai hasil budidaya vertikultur.
Permasalahan keterbatasan kapasitas produksi gropak karena masih dikerjakan secara manual serta terbatasnya pemasaran juga dihadapi oleh perajin gropak. Penjualan kepada tengkulak menyebabkan ketergantungan dan rendahnya posisi tawar khususnya dalam penentuan harga. Penggunaan alat yang masih tradisional sehingga proses produksi membutuhkan waktu yang lebih lama. Merespon kondisi ini, perajin gropak bersama pemuda Karang Taruna dan anggota PKK Desa Wlahar Wetan akan belajar bersama dalam pelatihan pengemasan dan branding produk dirangkai dengan pelatihan digital marketing. Intervensi teknologi dalam produksi berupa mesin untuk pencetak gropak juga akan dikenalkan kepada para perajin untuk mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas produk.
Keterlibatan mahasiswa dalam mengupayakan solusi berbagai permasalahan ini merupakan salah satu media pembelajaran yang efektif dalam membangun kompetensi lulusan sekaligus membangun pemulihan ekonomi masyarakat. Program PHP2D ini juga melibatkan berbagai pihak dalam pelaksanaannya, diantaranya pemerintah daerah, khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas serta industri, salah satunya Kemasku Packaging.
Respon positif Bapak Slamet selaku Kepala Desa Wlahar Wetan, perangkat dan antusiasme warga masyarakat terhadap inisiasi program PHP2D ini membangun keyakinan bahwa sinergi akademisi dalam hal ini mahasiswa sebagai ujung tombak pemberdayaan masyarakat dengan berbagai pihak akan memberikan dampak positif terhadap pemulihan ekonomi masyarakat sekaligus mendukung peningkatan kompetensi lulusan perguruan tinggi.
Program PHP2D Racana Soedirman yang dijiwai oleh semangat Tri Bina dan Tri Dharma Perguruan Tinggi ini menjadi bukti, bahwa generasi muda telah siap menjadi agen perubahan dalam perbaikan kualitas hidup pembangunan bangsa.
#unsoedmajuterus