Workshop Revitalisasi Kurikulum S1 Sastra Jepang UNSOED Menuju Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
[unsoed.ac.id, Jum, 02/10/20] Salah satu pilar keberhasilan dalam implementasi konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah ketersediaan kurikulum yang adaptif, fleksibel sekaligus memampukan mahasiswa untuk mengelaborasi potensi dirinya. Hal ini mengemuka dalam pelaksanaan workshop revitalisasi kurikulum yang diselenggarakan oleh Program Studi S1 Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman.
Acara yang digelar selama tiga hari, 29 September hingga 1 Oktober ini, menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Dr Ely Triasih Rahayu, M.Hum (Wakil Dekan Akademik FIB Unsoed), Tri Nugroho Adi, M.Si (Pusat Pengembangan Pembelajaran LP3M Unsoed), Dr. Puspa Mirani Kadi, MA (Wakil Ketua Konsorsium Program Studi Jepang se-Indonesia), Dr. Riza Lupi Ardiati, M.Hum(Ketua Program Studi S1 Sastra Jepang UNPAD), Dr. Meta Sekar Puji Astuti, M.A. (Ketua Program Studi S1 Sastra Jepang UNHAS), Christiyono Soekamto (Direktur PT Hitachi Power System Indonesia), Rini Endah Pribadi (GM Green Valley Resort Baturaden-Banyumas), Taemi Kashiwazaki (Nippon Academy Japan), Andoko Purnomo, SS (Alumni – Staf Kamor Kanko Co, Ltd Rusutsu Resort Hokkaido Jepang).
Menurut Ketua Tim Hibah MBKM Sastra Jepang Unsoed, Dr. Yusida Lusiana, M.Si., M.Pd, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari fakultas dan universitas, “ Bahkan, alhamdulillah implementasi MBKM ini termasuk yang dibiayai oleh kementerian melalui skema hibah, “ Yusida menambahkan, ada pun kegiatan ini merupakan awal dari rangkaian kesiapan pelaksanaan MBKM di program studi ini secara definitif. “ Setelah ini, akan ditindaklanjuti dengan penyiapan workshop lanjutan, yakni prosedur operasional baku, rencana pembelajaran termasuk sosialisasi kepada mahasiswa dan mitra, “ ungkap Yusida yang juga merupakan ketua jurusan Bahasa dan Sastra Asia Timur FIB Unsoed ini.
Lebih lanjut, Koordinator Program Studi S1 Sastra Jepang, Hartati, S.S., M.Hum menjelaskan workshop kurikulum ini digelar karena dengan didapatkannya hibah MBKM dipandang perlu dilakukan penyesuaian kurikulum. “ Terlebih kurikulum kami sudah berjalan lima tahun, jadi memang sangat perlu diadakan peninjauan kurikulum sehingga sesuai dengan KKNI serta kebijakan MBKM dari Kemdikbud, “ ungkap Hartati. Dia menambahkan, melalui workshop ini Program Studi S1 Sastra Jepang Unsoed mendapatkan berbagai masukan dari para akademisi, konsorsium, stakeholder maupun alumni, sehingga implementasi MBKM dapat berjalan sesuai harapan. “ Tentunya seperti apa yang dicanangkan oleh pemerintah, yakni memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk lebih mengembangkan diri serta menambah kompetensi selain yang ada di prodinya masing-masing dengan tetap berusaha menjawab tantangan dunia industri sebagai user, “ urainya.
Pada kesempatan yang berbeda, Wakil Dekan Bidang Akademik FIB Unsoed, Dr. Ely Triasih Rahayu, M.Hum menyampaikan, bahwa FIB sangat siap dalam mendukung implementasi MBKM di Program Studi S1 Sastra Jepang. Sejumlah upaya yang dilakukan, seperti menyiapkan dokumen MoA/PKS dalam rangka kerjasama kurikulum MBKM, menyiapkan daftar matakuliah pada program studi yang akan ditawarkan kepada program studi lain yang ada di Unsoed, melakukan pendampingan baik dalam proses maupun implementasi MBKM serta mengkomunikasikan kepada universitas, dalam hal ini berkenaan dengan sistem informasi akademiknya.
Maju Terus Pantang Mundur, Tidak Kenal Menyerah!