Akademisi UNSOED Beri Pelatihan Daur Ulang Kertas Bekas Menjadi Bernilai Ekonomi Tinggi
[unsoed.ac.id, Sel, 21/05/24] Tim pengabdian kepada masyarakat yang dipimpin oleh Ari Asnani, S.Si., M.Sc., Ph.D, dosen jurusan Kimia Fakultas MIPA Unsoed memberikan pelatihan praktik daur ulang sampah kertas, Minggu (19/05/24). Kegiatan bertempat di Bank Sampah Srayan Makarya yang berada di RT 01 RW 02 Gang Wilis, Kelurahan Bobosan Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Program pengabdian masyarakat berbasis riset yang inovatif ini merupakan program didanai oleh Hibah Pengabdian Masyarakat Berbasis Riset, LPPM UNSOED Tahun 2024. Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan komunitas dengan total peserta sekitar 30 hingga 41 orang.
Dalam rangka mengurangi limbah kertas yang kian meningkat, tim pengabdian Unsoed berfokus pada pengolahan kertas bekas menjadi pulp serat sekunder untuk pembuatan kertas daur ulang. Pewarna alami yang diekstrak dari berbagai bagian tanaman seperti daun, kulit, dan bunga digunakan untuk memberikan warna pada kertas daur ulang, menghasilkan produk yang estetik dan ramah lingkungan.
“Pewarna alami memiliki kelebihan dibandingkan pewarna sintetis. Selain ramah lingkungan, pewarna alami memberikan kesan estetik dan eksklusif pada produk daur ulang. Beberapa bahan alami yang digunakan dalam proyek ini termasuk daun Ketapang (hijau), kulit secang (merah), kayu tegeran (kuning), dan daun Strobilanthes (biru),” jelas Ari Asnani.
Kertas daur ulang berwarna alami ini kemudian dimanfaatkan untuk membuat berbagai produk fungsional yang memiliki nilai ekonomi, seperti pigura, cover blocknote, kartu ucapan, kotak pensil, dan souvenir lainnya. Program ini tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan minat dan kreativitas anggota Bank Sampah Srayan Makarya dalam menghasilkan produk bernilai ekonomi dan menciptakan peluang wirausaha.
“Pelatihan ini menunjukkan bahwa kertas daur ulang bisa dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi,” kata Ari Asnani.
Secara teknis pembuatan kertas daur ulang tidak berbeda dengan kertas pada umumnya yaitu persiapan kertas bekas, pembuatan bubur kertas, mencetak kertas, dan menyempurnakan hasil kertas daur ulang.
Lebih lanjut diungkapkan, pelatihan dimulai pada 5 Mei dengan sesi khusus “training of trainers” yang berlangsung di laboratorium biokimia. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih para trainer yang kemudian akan menyebarkan pengetahuan dan keterampilan tersebut ke komunitas-komunitas yang berpartisipasi.
Dalam pelatihan ini, tiga jenis kertas limbah yang digunakan adalah kertas HVS, kertas buram, dan kertas folio bergaris atau buku bekas.
Melalui kegiatan ini, Unsoed menegaskan komitmennya dalam menerapkan ilmu pengetahuan untuk solusi lingkungan yang berkelanjutan, dengan mengedepankan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Program pengabdian ini diharapkan dapat menjadi model bagi upaya pengelolaan limbah kertas di masa depan, sekaligus mendorong pengembangan produk kreatif berbasis daur ulang yang ramah lingkungan.
#unsoedmajuterus
#merdekamajumendunia