Skip to main content

Berbincang Tentang Daya Saing UKM di Washington DC Bersama Hermawan Kartajaya

[Unsoed.ac.id, Rab, 3 Nov 2021] Salah satu akademisi UNSOED, Dr. Condro Wibowo menjadi salah satu nara sumber di VoA Washington DC berbincang tentang daya saing UKM Indonesia di kancah global.  Dosen UNSOED yang sedang menjadi Dosen Tamu di University of Maryland ini menjadi nara sumber bersama pakar pemasaran dan pendiri federasi pemasaran Asia, Hermawan Kartajaya, (29/10).  Keduanya diwawancarai oleh Karlina Amkas

Hermawan Kartajaya pada kesempatan ini mengungkapkan bahwa Indonesia Council for Small Business (ICSB) adalah organisasi nonprofit yang memiliki misi untuk mengembangkan semangat kewirausahaan (entrepreneurship) para pengusaha kecil dan menengah di Indonesia. “Pengurus ICSB terdiri dari 4 pilar yang mencakup pemerintah, pelaku bisnis, peneliti dan Pembina,” ungkapnya.  Kedatangannya ke Washington juga adalah dalam rangka mengunjungi rencana kantor di George Washington University.  “Tugas saya sebagai chairman adalah bagaimana menjalankan organisasi ini dan mendorong UMKM di dunia,” jelasnya.  Tentu saja dengan posisi saat ini akan digunakan kesempatan untuk mendorong UKM Indonesia melalui empat pilar tadi.  “Termasuk semangat digitalisasi UKM saat ini juga sedang berkembang tapi harus hati-hati karena digitalisasi itu ibarat samudera jadi sebelum masuk ke samudera ibaratnya harus belajar berenang dulu di kolam renang kecil, kemudian bertahap ke yang lebih besar, hingga benar-benar siap,” lanjutnya.  UKM Indonesia harus menyiapkan dua hal.  Yang pertama adalah entrepreneurship yaitu buka kesempatan, kerjasama, dan berani ambil resiko.  Yang kedua adalah marketing yaitu PDB (Positioning, Differentiation, Branding).  “Memposisikan produknya, mendiferensiasi produknya, dan brandingnya Dr. Condro Wibowo mesti bagus,” jelasnya

Sementara itu Dr. Condro Wibowo menjelaskan bahwa UMKM Indonesia sangat beragam.  Ada yang sudah siap untuk digitalisasi tetapi juga masih banyak yang belum paham adanya platform-platform e-commerce. Ketika nanti digitalisasi mereka sudah siap dengan segala infrastruktur, dan SDMnya. Dengan adanya pandemi mau tidak mau dituntut inovasi yang salah satunya memang digitalisasi. Digitalisasi tepat bagi beberapa UMKM yang memang sudah mapan terutama yang digawangi oleh para anak muda. Tetapi untuk UMKM di desa-desa masih membutuhkan persiapan menuju digitalisasi

Lebih lanjut  Dr. Condro Wibowo menekankan perlunya mapping dilapangan sehingga kita akan bisa mengenlompkkan mana yang sudah siap untuk digitalisasi, dan mana belum siap sehingg perlu dipersiapkan dengan diajari bagaimana produksi yang sesuai dengan kaidah cara pengolahan pangan yang baik. Kemudian bagaimana tentang packaging. “Gunanya mapping adalah kita akan tepat, sesuai dengan kriteria kesiapan masing-masing”, ungkapnya.

Dr. Condro Wibowo berharap keterlibatan kampus, tidak hanya parsial tau temporary saja. Hal ini karena kita akan bisa melihat perkembangannya. “Ketika UMKM didatangi secara intens maka akan lebih optimal, pengalaman kami jika UMKM sudah trust, maka UMKM akan mengikuti apa yang kita sampaikan”, jelasnya.

#unsoedmajuterus