Kembangkan Tanaman Herbal, Bupati Tegal Apresiasi Tim UNSOED
[unsoed.ac.id, Jum, 05/08/22] Tim pemberdayaan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mendapat apresiasi dari Bupati Tegal Dra. Hj Umi Azizah. Tim Pemberdayaan melaksanakan Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) dengan tema “green economy” dalam bentuk kegiatan pemberdayaan warga Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang berupa budidaya tanaman dan produk herbal.
Diharapkan, kemitraan antara Unit Pelaksana Teknis Daerah - Wisata Kesehatan Jamu (UPTD WKJ) Kalibakung, dengan masyarakat sekitar dan Unsoed akan terus berlanjut bisa bersinergi dan mandiri dalam mengembangkan tanaman dan produk herbal. "Atas nama Pemerintah Kabupaten Tegal, saya mengucapkan terima kasih dengan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan Tim PDKN Unsoed di Desa Kalibakung ini. Saya memuji dan salut bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat sekali," ujar Bupati Dra.Umi Azizah saat menutup kegiatan Pemberdayaan Budidaya Tanaman Herbal di UPTD WKJ Kalibakung, Rabu (3/8).
Hadir dalam acara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed Prof. Dr. Rifda Naufalin SP., M.Si, Ketua Tim Pemberdayaan Unsoed Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr. Ruszaeni, SH, M.Mr, Kepala UPTD WKJ Kalibakung Umi Diah Arti, S.KM, Camat beserta Muspika Balapulang , Kepala Desa Kalibakung Mujiyono, ST MH dan peserta pelatihan pemberdayaan tanaman herbal.
Kegiatan pelatihan pemberdayaan tanaman dan produk herbal digelar sejak Jumat (15/7) hingga Rabu (3/8), dalam bentuk teori maupun praktek di lapangan, diikuti 27 orang. Yakni 15 orang dari unsur PKK, Posyandu dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari generasi muda Desa Kalibakung, 5 orang dari UPTD Klinik WKJ dan 5 orang mahasiswa Unsoed.
Bupati Tegal Umi Azizah meyakini, ke depan pengobatan herbal akan berkembang dan diminati masyarakat. Hal ini seiring isu global dan gaya hidup kembali ke alam atau back to nature menjadi tren saat ini sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alami, termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat atau herbal. Namun, banyak kalangan di masyarakat yang belum memiliki informasi yang cukup tentang tanaman berkhasiat obat. "Ini menjadi tantangan bagi Pemkab Tegal dan WKJ Kalibakung, untuk terus mensosialisasikan manfaat tanaman obat bagi masyarakat," tandas Umi Azizah.
Bupati Umi Azizah menegaskan, UPTD WKJ Kalibakung sebagai satu-satunya di Jawa-Tengah dan merupakan proyek unggulan Pemerintah Kabupaten Tegal, ke depan akan dimaksimalkan perannya. Selama ini, diakui keberadaan UPTD WKJ Kalibakung kurang dikenal luas oleh masyarakat, dan masyarakat sekitar belum diberdayakan untuk memasok berbagai kebutuhan tanaman obat, seperti temulawak, jahe, kumis kucing, kunyit, kencur, sereh, lengkuas, kapulaga dan sebagainya.
Kebutuhan tanaman obat UPTD WKJ Kalibakung, 65 persen berupa simplisa atau tanaman obat yang sudah dikeringkan dipasok dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat (B2P2TOOT) Tawangmangu-Karanganyar, dan 35 persen sisanya menanam sendiri.
Untuk itu, Bupati mengajak kepada para petani di Kalibakung khususnya, berminat membudidayakan tanaman jamu dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah atau kebun menjadi lahan pertanian holtikultura dan tanaman herbal. Budidaya tanaman jamu atau empon-empon ini, selain melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga kearifan lokal, juga bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dari penjualan bahan mentah tanaman herbal maupun yang sudah berupa simplisia.
"Untuk itu saya minta WKJ Kalibakung bisa menampung dan membeli hasil panen dari mitra binaannya ini, sehingga ketergantungan kita pada pasokan bahan jamu yang dibeli dari sejumlah pasar tradisional di Kota Solo seperti Pasar Gede ataupun petani di Karanganyar bisa dikurangi," ujarnya.
Sementara itu Ketua Tim Pemberdayaan Unsoed, Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si melaporkan, selama pelatihan peserta mendapatkan materi secara teori maupun praktek. Untuk teori, para peserta diberi pengetahuan tentang jenis-jenis tanaman obat keluarga, minuman herbal, simplisia herbal (bahan herbal yang sudah dikeringkan), dan tips peliputan berita produk unggulan dan kawasan wisata sebagai promosi pemasaran.
Untuk materi praktek, diantaranya peserta diajari membuat produk minyak herbal, minuman serta serbuk herbal,sabun cuci tangan dan sabun lantai dari herbal, membuat produk simplisia serbuk herbal, praktek fotografi dan pembuatan video promosi untuk dipublikasikan melalui media massa dan media sosial seperti instagram dan facebook.
Para instruktur dalam kegiatan ini, mengundang pihak-pihak yang kompeten di bidangnya. Yakni dari Klinik WKJ Kalibakung, Ketua Perkumpulan Profesi Kesehatan Tradisional Ramuan Jamu Nasional (PP Kestrajamnas), Fakultas Farmasi Unsoed, Fakultas Pertanian Unsoed, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu dan jurnalis. (*)
Adhi menjelaskan target kegiatan pemberdayaan tahun 2022 ini untuk meningkatkan motivasi dan inspirasi bagi peserta akan manfaat tanaman dan produk herbal, minimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kelompok sebagai kemandirian kesehatan. Kedepanya diharapkan bisa menjadi mitra untuk memasok bahan herbal ke WKJ Kalibakung yang dapat memberikan nilai tambah bagi usaha ekonomi masyarakat. "Kemudian target lainnya membentuk kelembagaan kelompok budidaya dan produk herbal di masyarakat yang perlu berkelanjutan," ujar Adhi Iman Sulaiman yang juga dosen Fisip Unsoed ini.
#unsoedmajuterus