Lilin Aromaterapi Ramah Lingkungan dan Aesthetic dari Jelantah
[unsoed.ac.id, Rab, 01/09/21] Mahasiswa Unsoed menciptakan inovasi lilin aromaterapi ramah lingkungan dan aesthetic dari jelantah bernama Anemoi Candle. Tim teridiri dari Reza Nur A’idah dari jurusan Kesehatan Masyarakat, Arifin Nur Muhammad dari jurusan Fisika, dan Thalia Nur Firda dari jurusan Manajemen. Tim yang dibimbing oleh Dr. Eng. Mukhtar Effendi, dosen dari jurusan fisika ini berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) tahun 2021.
PKM-K menjadi salah satu tempat untuk memfasilitasi potensi mahasiswa khususnya dalam berwirausaha.
Reza mengataakan bahwa ide pengolahan jelantah menjadi barang yang bernilai juga muncul salah satunya saat mengikuti kelas dengan
Anemoi Candle menemukan potensi untuk mengolah minyak jelantah menjadi produk bernilai tinggi seperti lilin aromaterapi. Lilin aromaterapi dipilih karena trend penggunaan lilin aromaterapi mengalami peningkatan terutama saat melakukan Working From Home (WFH) atau aktivitas dari rumah. ”Inovasi yang kami lakukan melalui Anemoi Candle adalah membuat lilin aromaterapi hasil jelantah lebih aesthetic dan mengikuti trend lilin yang berkembang. Produk lilin aromaterapi yang ramah lingkungan dan berbahan baku limbah menjadikan Anemoi Candle salah satu contoh UMKM peduli lingkungan yang dapat bersaing di pasaran”, urainya.
Anemoi Candle hadir untuk mengolah jelantah agar bisa digunakan sebagai bahan baku lilin aromaterapi dengan bantuan pelepah pisang. Proses ini dapat menghilangkan aroma jelantah dan mudah dilakukan karena pohon pisang mudah ditemukan di sini. Permasalahan di Daerah Banyumas dapat diselesaikan dengan memanfaatkan bahan baku dari Daerah Banyumas sendiri.
“Mengolah jelantah menjadi lilin aromaterapi dapat mengajarkan kepada masyarakat khususnya mahasiswa bahwa kita bisa menerapkan zero waste lifestyle di kehidupan sehari-hari. Lilin aromaterapi dari jelantah juga menjadi peluang cuan atau sumber keuangan yang patut dipertimbangkan terlebih dimasa pandemi ini. Kita lebih sering memasak di rumah dan jelantah yang dihasilkan pasti lebih banyak. Tentu hal ini sangat menarik untuk kita lakukan karena selain mendapatkan uang, kita bisa mencegah pencemaran lingkungan khususnya di Banyumas.” ungkap Dr. Eng. Mukhtar Effendi.
#unsoedmajuterus