Skip to main content

Mahasiswa UNSOED Kembangkan Sistem Peringatan Dini Pergerakan Tanah

[unsoed.ac.id, Rab, 20/01/21] Suasana di tengah pandemi ternyata tidak menyurutkan semangat untuk membuat karya yang dapat bermanfaat nantinya. Hal tersebut dibuktikan oleh mahasiswa Unsoed yaitu Tito Yudatama, yang merupakan mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas MIPA Unsoed. Karya yang dihasilkan diawali dari sosial projek bernama kolaborasi pemuda bersedekah (simudabersedekah) dengan tim di antaranya Novia Ariska Pratiwi, Agung Pamilu, dan Wahyu Krisna Aji. Kemudian, ia berinisiatif mengembangkan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) untuk pergerakan tanah.

“Pembuatan EWS tersebut dilatarbelakangi oleh bencana tanah longsor yang merupakan salah satu bencana dengan frekuensi terbanyak se-Indonesia, bahkan dari tahun ke tahun hampir selalu menempati tiga besar setelah banjir, dan angin puting beliung”, ungkapnya. Menurutnya, tak perlu jauh-jauh mengambil contoh lokasi rawan bencana pergerakan tanah, di wilayah sekitar Unsoed yaitu Banyumas, Purbalingga, Wonosobo, Banjarnegara, dan wilayah sekitarnya adalah yang termasuk memiliki cukup banyak daerah kategori rawan pergerakan tanah.

Hal tersebut memacunya untuk membuat sesuatu yang sekiranya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain dilatarbelakangi oleh bencana, permasalahan lainnya adalah harga yang tidaklah murah bagi masyarakat jika ingin memiliki EWS pergerakan tanah, dibutuhkan minimal sekitar Rp 3.500.000,- hingga tembus ratusan juta pun tersedia di pasar. “Hal tersebut tentu tidak sebanding dengan banyaknya wilayah yang rentan pergerakan tanah, maka ia coba kembangkan EWS yang memiliki rentang harga dapat dijangkau oleh masyarakat, yaitu dibuatnya hanya rentang Rp 350.000 hingga Rp 400.000,- an saja”, jelasnya.

Pengembangan EWS tersebut berawal dari BPBD Magelang yang kemudian dikembangkan dari segi desain yang berfokus pada fungsi, dibuat lebih tahan hujan, dibuat dual channel¸hingga baterai yang dapat dicas ulang. EWS ini telah dipresentasikan di BPBD Kabupaten Wonosobo untuk mendapat masukan lebih lanjut. Tito juga akan memasukannya ke dalam jurnal nasional bersama tim penulis. Selain itu, alat ini jika mendapat persetujuan dari BPBD Kab. Banyumas untuk dihibahkan, maka Tito yang juga menggarap sosial projek bernama kolaborasi pemuda bersedekah berencana akan mengadakan galang dana bersama beberapa organisasi mahasiswa dari Unsoed, dan komunitas di luar Unsoed guna dibuat bersama yang kemudian dihibahkan ke BPBD Kab. Banyumas apabila disetujui.

Maju Terus Pantang Mundur, Tidak Kenal Menyerah!