Mahasiswa UNSOED Raih Gold Medal Di Ajang ISIF 2023
[unsoed.ac.id, Jum, 10/11/23] Delegasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali raih penghargaan di tingkat Internasional. Pada ajang dunia di International Science and Invention Fair (ISIF) 2023, Tim “t-Rex” Unsoed yang beranggotakan Elda Zaelita Nurul Raizma (Biologi 2022), Devia Angelina Sopian (Biologi, 2022), Aqilah Rahma Adiningrum (A1F021033), Adrian Panjaitan (A1F021049), Oryza Tiva Kusumamiarsih (B1A021018) dengan dosen pembimbing Dr. Endang Ariyani Setyowati, M.Si meraih Gold Medal pada kategori Life Science.
Elda mengatakan kompetisi ISIF merupakan kompetisi ilmiah dibidang life science, dan Technology yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada 7-10 November 2023 dengan 8 kategori yaitu Technology, Mathematics, Social Science, Environment, Life Science, Physic, Education dan Energy and Enginnering.
Ajang ini diikuti oleh 819 team dari 32 negara antara lain Indonesia, Mexico, Malaysia, Romania, Hong Kong, Kazakhstan, Iran, Thailand, Vietnam, Lebanon, Malaysia, Turkey, Singapura, Afrika Selatan, Makau, Cina, Korea Selatan, Uzbekistan, Filipina, Bangladesh, Turkmenistan, USA, Arab Saudi, Brazil, Bolivia, India, Timor Leste, Macedonia, Puerto Rico, Congo Kinshasa RDC. dan United Arab Emirates.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing dan pihak yang telah mendukung sehingga kami mendapatkan hasil yang terbaik untuk kampus Unsoed tercinta. Lomba ini kami tujukan untuk memotivasi teman-teman Unsoed agar bisa meningkatkan jiwa berkompetisi dalam ajang lomba manapun yang dapat membawa anama kampus Unsoed tercinta,” ungkapnya.
Tim “t-Rex” ini membawakan karya dengan judul “t-Rex (Tablets of Rice Lice Repellent & Exterminator) from Lime Peel Waste and Shallot Peel to Reduce Rice (Oryza Sativa) Losses in The Storage Process”. Ide ini diperoleh dari latar belakang tujuan SDGs no 2, yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjuran”.
Lebih lanjut Elda mengatakan, melihat bahwa laporan dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (2018) menyatakan bahwa masih ada 81 kabupaten di Indonesia yang rentan terhadap rawan pangan dan dapat mengancam Indonesia untuk mengalami krisis pangan dalam 10 hingga 20 tahun ke depan. Produktivitas beras padi sebagai kebutuhan pangan tidak sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk sehingga akan mempengaruhi ketahanan pangan dan ancaman krisis pangan di Indonesia.
Peristiwa penurunan produksi beras padi juga dapat terjadi saat pasca panen. Kerugian pasca panen pada padi dapat menurunkan kualitas dan kuantitas beras. Penyebab menurunnya kualitas dan kuantitas beras padi dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu suhu yang tidak optimal, tempat penyimpanan beras yang tidak bersih, dan serangan hama 2 penyakit.
Menurutnya, pemanfaatan bahan alami dapat menjadi salah satu cara untuk membuat sediaan tablet pengusir dan pembunuh serangga pada beras yang efektif dan ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Bahan alami yang dapat digunakan dua diantaranya kulit jeruk nipis dan kulit bawang merah.
“Oleh karena itu, kami membuat solusi yang efektif, dan ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan kualitas beras dan mencegah kehilangan kuantitas beras pada proses penyimpanan guna mewujudkan tujuan SDGs nomor 2,”.
Lomba ISIF ini berlangsung secara daring, dengan proses seleksi diawali dengan pengumpulan karya pada 13 Oktober 2023, kemudian presentasi dan tanya jawab pada 7 November 2023 dan pengumuman pada 9 November 2023.
#unsoedmajuterus
#merdekamajumendunia