Mahasiswa UNSOED Sulap Limbah Menjadi Produk Kerajinan
[unsoed.ac.id, Mingg, 15/08/21] Pandemi covid-19 yang tidak kunjung selesai, mengharuskan kita untuk tetap beraktivitas di dalam rumah dan meminimalisir aktivitas di luar rumah atau di keramaian. Momen ini dimanfaatkan oleh tiga mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman / Unsoed yaitu Nisa Arrohmah dan Syahdila Febrian Maharani dari jurusan Ekonomi Pembangunan, serta Sisca Yulieta Putri dari jurusan Administrasi Publik, yang berinovasi membuat kerajinan kaligrafi. Kerajinan ini dengan memanfaatkan bahan dasar dari limbah kain perca batik dan serbuk kayu. Produk kaligrafi yang mereka buat dari limbah kain perca batik dan serbuk kayu ini memiliki keunikan dan khas indonesia dengan mengangkat kearifan lokal. Selain mengangkat kearifan lokal Indonesia, keunggulan dari Kaligrafi ini adalah ramah lingkungan dan harganya pun terjangkau bila dibandingkan dengan kerajinan kaligrafi lainnya.
Ketua Tim PKM Nisa Arrohmah menjelaskan bahwa ide ini dilatarbelakangi karena belum tersedianya pengelolaan limbah kain perca batik dari konveksi batik dan limbah serbuk kayu dari industri permebelan. Hampir seluruh hasil limbah konveksi batik dan serbuk kayu hanya digunakan sebagai bahan bakar dalam pembuatan keramik, genting, gerabah,dll. “Pengolahan limbah sebaiknya bukan menghilangkan nilai yang terkandung, tetapi hendaknya mengubah limbah menjadi produk yang dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai jual yang tinggi”, ungkap Nisa.
Saat ini, Kerajinan dari kain Perca Batik dan Serbuk Kayu menjadi salah satu Program Keativitas Mahasiswa (PKM) 2021 yang lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dr. Wita Ramadhanti SE., Ak MSA, selaku dosen pembimbing berharap agar ide kreatif ini dapat menginpirasi generasi muda lainnya untuk terus berkarya. Kondisi yang saat ini tidak memungkinkan bagi mereka untuk bertemu, sama sekali tidak menghambat terwujudnya ide kreatif tersebut. Dengan semangat dan tekad yang kuat mereka berhasil membuat kerajinan ini dari rumah mereka masing-masing. Pembuatan kerajinan dilakukan di tiga tempat yang berbeda yaitu di Kudus, Purwokerto, dan Tegal.
Kegiatan pembuatan kerajinan kaligrafi dimulai sejak bulan Juni tahun 2021. Atas kerja sama yang baik mereka sukses menjualkan beberapa produk mereka ke khalayak ramai. Tak hanya dipasarkan di Tiga Kota tersebut, dengan memanfaatkan jejaring social dan e-commerce, Tim ini telah berhasil memasarkan ke beberapa kabupaten/kota lainnya di seluruh Indonesia. Harga jual yang ditawarkan pun terjangkau mulai dari Rp. 50.000,- . Selain itu, Konsumen pun dapat custom sesuai dengan kaligrafi yang diinginkan.
Ia berharap dalam kegiatan PKM ini dapat memberikan informasi dan wawasan terbaru kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah Kain perca batik dan Serbuk Kayu sebagai upaya mengatasi pencemaran lingkungan yang terus meningkat setiap tahunnya. “Agar lebih mudah mendapatkan bahan baku berupa kain perca batik dan serbuk kayu, kami bermitra dengan konveksi batik dan usaha permebelan. Selain itu, kemitraan yang kami jalin dengan kedua kelompok tersebut juga bertujuan untuk memberikan pengajaran tentang pemanfaatan limbah menjadi produk yang berguna dan memiliki nilai jual tinggi.” Ujar Nisa.
#unsoedmajuterus