Mahasiswa UNSOED Ubah Air Irigasi Menjadi Energi Listrik
[unsoed.ac.id, Sel, 17/08/21] Generasi Universitas Jenderal Soedirman memanfaatkan aliran air saluran irigasi dengan membuat inovasi baru Wapoge (Water Power Generator) alat yang dapat menghasilkan energi mekanik dan energi listrik guna meminimalisir kegagalan panen padi yang diakibatkan oleh hama. Lilis Dwi Saputri mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2019, Elsa Wulandari mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2019, dan Febri Nur Azra mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2018 adalah tiga mahasiswa yang menggagas inovasi tersebut. Dibawah bimbingan dosen Jurusan Teknologi Pertanian, Afik Hardanto, S.TP., M.Sc., Ph.D Tim ini berhasil lolos pada pendanaan Program Kreativitas mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) Tahun 2021.
“Sebagai mahasiswa Teknik Pertanian, kami ingin ikut andil dalam meningkatkan produktivitas komoditas pertanian, khususnya padi di Indonesia”, ungkap Lilis ketua tim PKM-KC . Sebagai negara agraris seharusnya Indonesia mampu mencukupi kebutuhan beras masyarakat, akan tetapi sampai saat ini produksi beras belum mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Setelah mencari tahu diberbagai sumber banyak faktor yang menyebabkan, salah satunya adalah kegagalan panen padi yang disebabkan oleh hama.
Menurutnya Hama padi ini berperan besar dalam menyebabkan kegagalan panen, sehinga harus segera dicari solusi yang efektif dan efisien. Sebagian petani telah melakukan berbagai cara untuk mengusir hama burung, yakni dengan memasang bunyi-bunyian, dan membunyikannya secara berkala serta secara manual, dan ada juga petani yang harus menunggu satu hari penuh di sawah. Akan tetapi, hal tersebut kurang efektif dan efisien karena petani yang datang berkala ke sawah pasti akan kecolongan oleh hama burung dan yang harus menunggu seharian di sawah akan menghabiskan banyak waktu.
“Oleh karena itu, kami menggagas sebuah solusi dan terciptalah Wapoge (Water Power Generator) yang memanfaatkan aliran air saluran irigasi head rendah untuk menggerakkan turbin ulir yang gerakannya akan difungsikan untuk menggerakkan orang-orangan sawah yang dapat bekerja terus menerus selama 24 jam, selain itu Wapoge ini juga menghasilkan energi listrik yang dimanfaatkan untuk menangkap hama serangga pada malam hari. Sehingga, kami menganggap alat ini lebih efektif dan efisien dalam pengusiran burung dan penangkapan hama serangga yang menyerang padi dan juga dapat membantu meringankan pekerjaan petani”, ”, ujarnya.
Tim PKM-KC ini melakukan penelitian selama 2 bulan, yakni dari Bulan Juni sampai Juli untuk menghasilkan Wapoge yang dapat bekerja untuk pengusiran dan penangkapan hama. Uji coba alat ini dilakukan pada saluran irigasi aliran rendah di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Setelah melakukan penelitian alat ini mampu digunakan untuk menggerakkan orang-orangan sawah dan juga mengasilkan energi listrik dan dapat digunakan untuk menangkap hama serangga, meski demikian, Lilis mengakui Wapoge ini masih harus diteliti dan dikembangkan lebih lanjut. Dan setelah melewati berbagai uji, saat ini Wapoge dalam proses untuk mendapatkan paten.
#unsoedmajuterus