Skip to main content

UNSOED Dampingi Produksi Benih Bersertifikat Inpago UNSOED Protani

[unsoed.ac.id, Rab, 22/06/22] Curah hujan di wilayah Jawa Tengah pada tahun ini berdasarkan laporan BMKG, akan mengalami peningkatan hingga 40 persen akibat adanya La Nina. Curah hujan tinggi dan angin yang menyertai, berpotensi menyebabkan kerebahan tanaman. Kelembaban tinggi juga berpotensi menghadirkan berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT), khususnya patogen. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi upaya menjaga stabilitas produksi padi. Kesiapan petani dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan ini, perlu didukung berbagai pihak,  termasuk akademisi agar produksi padi dan berbagai  komoditas penting lainnya tetap terjaga.

Dyah Susanti,SP.MP. (Ketua Tim PPM Berbasis Riset Produksi Benih Bersertifikat Inpago Unsoed Protani) pada hari ini Senin 20 Juni 2022, memaparkan bahwa varietas-varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan iklim global diperlukan dalam mendukung ketahanan pangan. Dua varietas unggul padi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), yaitu Inpago Unsoed Protani dan Inpari Unsoed P20Tangguh yang memiliki daya hasil tinggi pada berbagai kondisi lingkungan dan tahan rebah, diharapkan dapat berkontribusi membangun kesiapan produksi padi pada musim tanam mendatang. Tinggi tanaman dari dua varietas unggul berkandungan protein tinggi ini tidak sampai satu meter, dan memiliki batang yang kokoh,  menjadikannya tahan rebah.

Kelompok Tani Ngudi Tuwuh Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas menjadi mitra tani Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dalam memproduksi benih bersertifikat padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani. Varietas unggul padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani memiliki beragam keunggulan, antara lain daya hasil tinggi (>9 ton/ha), tanaman pendek (91cm) tahan rebah, tahan terhadap penyakit blas ras 101, serta agak tahan terhadap blas ras 041, 023 dan 073. Selain itu,  Inpago Unsoed Protani memiliki keistimewaan memiliki kandungan protein beras yang tinggi (9 – 13%), tekstur nasi pulen dan kandungan zat gizi Zn sebesar 27ppm yang menjadikannya prospektif dikembangkan pada agroindustri beras bergizi.

Pendampingan pengembangan produksi benih bersertifikat padi protein tinggi dilaksanakan oleh Tim PPM Berbasis Riset Produksi Benih Bersertifikat Inpago Unsoed Protani yang diketuai oleh Dyah Susanti, S.P., M.P., beranggotakan Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,M.P.,Ph.D. dan Dr.Agus Riyanto,S.P.,M.Si. Ketiganya sekaligus merupakan pemulia (perakit varietas unggul), peneliti dan dosen Fakultas Pertanian Unsoed.

Baca juga : SMA Global Cendekia Jakarta Ingin Kenal Dekat Jurusan Informatika UNSOED 

Guna menjembatani hilirisasi teknologi dan membangun kemandirian kelompok tani, program ini melibatkan mitra industri, PB. Great Quality Seed, perusahaan produsen benih bersertifikat yang selama ini mendukung ketersediaan benih bersertifikat varietas-varietas unggul padi yang dihasilkan Universitas Jenderal Soedirman, di antaranya Inpago Unsoed 1, Inpago Unsoed Parimas, Inpago unsoed Protani. Sedangkan proses sertifikasi dilaksanakan oleh Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Jawa Tengah pos wilayah Banyumas. Program pengabdian kepada masyarakat yang difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed ini telah memasuki tahun kedua.

Dyah Susanti menambahkan bahwa pendampingan produksi benih bersertifikat dua varietas unggul padi Unsoed yang adaptif terhadap kondisi lingkungan dan memiliki keunggulan pada daya hasil dan kandungan gizi berasnya ini, diharapkan dapat berkontribusi setidaknya pada tiga hal. Pertama, peningkatan kesejahteraan petani, kedua peningkatan gizi masyarakat, serta yang ketiga, terbangun kesiapan sektor pertanian dalam menghadapi dampak La Nina pada musim tanam mendatang.

“Sinergi akademisi, pemerintah baik pusat termasuk BMKG maupun daerah, swasta, kelompok masyarakat serta media diperlukan untuk membangun resiliensi sektor pertanian terhadap perubahan iklim global”, ungkapnya.

#unsoedmajuterus