Mahasiswa UNSOED Ungkap Potensi Ekstrak Metanol Buah Takokak Untuk Melawan Kanker Serviks
[unsoed.ac.id, Sel, 06/09/22] Kanker hingga saat ini masih menjadi penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Tercatat dari data GLOBOCAN pada 2020, jumlah kematian akibat kanker meningkat hingga 9,9 juta kasus. Tak heran jika kanker masih menjadi penyumbang kematian terbesar akibat penyakit baik di negara maju maupun berkembang.
Salah satu jenis kanker yang mematikan adalah kanker serviks. Di Indonesia, kanker serviks menduduki peringkat ke-2 penyebab kematian akibat kanker. Mengingat risiko kematiannya yang tinggi, diperlukan pengobatan sedini mungkin. Namun, pengobatan kanker konvensional yang tersedia saat ini, tingkat kemanjurannya masih perlu ditingkatkan dan efek samping yang perlu ditekan.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah menyetujui inhibitor PARP untuk mengobati kanker ovarium. Jika PARP di blokir, maka sel kanker tidak dapat memperbaiki DNA-nya, sehingga tidak dapat berkembangbiak. Sedangkan pada seel-sel sehat, sebagian besar tidak terpengaruh oleh obat-obatan ini karena sel sehat memiliki mekanisme perbaikan cadangan yang berfungsi dengan baik..
Sejalan dengan hal tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang terdiri dari Fella Syahara Kistianingrum, Rizqi Arif Maulidah, dan Rizqi Agus Santosa melakukan penelitian untuk mengungkap potensi ekstrak metanol buah takokak sebagai penghambat PARP. Para mahasiswa Unsoed di bawah bimbingan Sarmoko PhD ini mengangkat topik "Potensi Buah Takokak sebagai PARP Inhibitor pada Kanker Serviks: Studi In Vitro dan In Silico".
“Kami memilih untuk meneliti potensi buah takokak berdasarkan dari studi literatur dan juga dengan latar belakang buah takokak merupakan tanaman liar yang tumbuh subur di seluruh wilayah Indonesia. Namun, buah takokak ini masih jarang dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat,” jelas Fella.
Tim telah selesai melakukan uji in silico atau uji interaksi senyawa dengan protein PARP secara komputer, juga mengujinya secara in vitro atau menguji ekstrak pada sel kanker ovarium yang dikultur. Hasilnya terbukti bahwa bahan alam ini memiliki potensi sebagai antikanker. “Kedepannya, diharapkan penelitian kami dapat menjadi landasan penelitian selanjutnya untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya,” tutup Fella.
#unsoedmajuterus