Tim Kedaireka UNSOED Rakit Alat Otomatisasi Greenhouse Berbasis IoT
[unsoed.ac.id, Sab,17/12/22] Melon merupakan buah yang banyak digemari masyarakat karena citarasa manis dan segar. Permintaan konsumen yang tinggi menjadikan banyak petani tertarik menanam tanaman ini. Tak terkecuali Gapoktan Rahayu Makmur, Temanggung. Permintaan melon premium dari dalam negeri seperti Jakarta dan Surabaya, hingga Singapura mencapai 7 ton/minggu tak mampu mereka penuhi karena beberapa kendala yaitu: keterbatasan jumlah greenhouse, teknologi, lamanya sinar matahari, serta adanya serangan penyakit melon.
Gayung tersambut, permasalahan tersebut mendapat solusi melalui kolaborasi antara Perguruan Tinggi (Universitas Jenderal Soedirman) (Flosh Hidroganik) dalam Program Matching Fund atau Kedaireka tahun 2022. Mengusung judul ”Optimalisasi Greenhouse dengan Pemanfaatan Smart Teknologi Berbasis IoT untuk Meningkatkan Produksi Sayur dan Melon Premium”, kegiatan ini diketuai oleh Dr. Eni Sumarni, S.TP., M.Si., dan beranggotakan dosen dari Fakultas Pertanian seperti Prof. Ir. Loekas Soesanto, M.S.,Ph.D.; Okti Herliana, S.P., M.P.; Ni Wayan Anik Leana, S.P., M.P.; dan Lutfi Zulkifli, S.P., M.Si.; serta tim dosen dari Fakultas Teknik Unsoed Priswanto, S.T., M.Eng.; dan Widhiatmoko H. Purnomo, S.T., M.T. Kegiatan ini mendapat dukungan sepenuhnya dari LPDP Kemenkeu, Kedaireka Kemendikbudristek, LPPM Unsoed, Bidang I dan Bidang IV Universitas Jenderal Soedirman dalam bentuk Funding, dana pendamping perguruan tinggi dan mekansime pengelolaan program. Kolaborasi ini merupakan bentuk kontribusi perguruan tinggi atas karya dosen yang diterapkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kapasitas usaha dan kesejahteraan.
Hendir Nur Seto selaku CeO Flosh Hidroganik dan divisi pemasaran Gapoktan Rahayu Makmur menjelaskan bahwa mereka membutuhkan teknologi untuk meningkatkan produksi melon premium. Upaya untuk memenuhi permintaan konsumen itu di wujudkan membangun 9 greenhouse baru dengan luas masing-masing 300m2 dan bisa untuk budidaya hingga 9000 tanaman melon. Dan untuk meningkatkan produksi melon diperlukan suatu system berbasis smart teknologi Internet of Thing (IoT) yang persisi untuk mengatur iklim mikro dan nutrisi yang dibutuhkan tanaman agar lebih efisien.
Otomatisasi Greenhouse dengan IoT menerapkan beberapa pengaturan menggunakan sensor otomatis untuk mengatur kepekatan larutan nutrisi, pH, kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya. Mengingat kondisi lokasi greenhouse berada di lereng Gunung Sindoro dengan intensitas cahaya matahari yang tidak menentu maka system IoT ini juga di integrasikan dengan pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dalam program MF ini, Prototype yang sebelumnya sudah dirakit oleh Ketua Tim Dr.Eni Sumarni, S.TP, M.Sc. dan Priswanto, ST., M.Eng pada program riset maupun pengabdian masyarakat pada system aeroponic tanaman kentang pada tahun-tahun sebelumnyadikembangkan menjadi sistem yang siap aplikasi untuk hidroponik tanaman melon. Teknologi ini diterapkan pada 5 greenhouse di kawasan Kecamatan Bansari ini secara otomatis mengatur kepekatan larutan nutrisi untuk budidaya melon serta iklim di dalam greenhouse sesuai kondisi optimum pertumbuhan tanaman melon. “Penerapan teknologi ini selain bisa menghasilkan budidaya yang lebih persisi, juga hemat tenaga kerja karena kontrol otomatis bisa dilakukan melalui smartphone”, terang Priswanto.
Pemasangan 5 unit solar panel juga membantu memberikan energi ramah lingkungan untuk penerangan di dalam greenhouse. Hal ini menjadi solusi keterbatasan sinar matahari di Bansari yang berada pada ketinggian diatas 800m dpl. “Budidaya melon sangat tergantung dengan kecukupan sinar matahari, penerapan solar panel bisa menghemat energi untuk pencahayaan buatan tanaman melon”, jelas Eni Sumarni.
Tak hanya penerapan teknologi otomatisasi greenhouse, kegiatan ini juga menyelesaikan permasalahan penyakit busuk batang tanaman melon. “Penyakit busuk batang melon menyebabkan kerugian hingga lebih dari 50%. Selama ini kami memanfaatkan pestisida sintetik dan hasilnya kurang optimal”, terang Hendi.
Prof. Loekas Soesanto, berhasil mengidentifikasi penyebab penyakit busuk batang melon di greenhouse Bansari adalah jamur Fusarium oxysporum f.sp. melonis. “Pengendalian penyakit yang kami rekomendasikan menggunakan Bio P60 dan Bio T10, teknologi ini memanfaatkan metabolit sekunder dari bakteri dan jamur yang mampu mengendalikan penyebab penyakit tanaman”, ungkap guru besar Penyakit Tanaman Faperta Unsoed ini.
Kegiatan Kedaireka ini disambut positif oleh Hendi serta Gapoktan Rahayu Makmur. Hendi sendiri dikenal sebagai petani milenial yang aktif. Salah satunya sebagai inisiator Temanggung Food Estate. Ketekunan pria kelahiran 1992 ini di bidang pertanian melahirkan beberapa penghargaan. Sebut saja Duta Petani Milenial Kemetrian Pertanian 2022, Juara 2 Sociopreneur Muda Indonesia Kemenpora 2020, dan Juara Favorit Kreanova Jateng 2020.
Dalam kegiatan MF ini tim pelaksana kegiatan melibatkan 10 orang mahasiswa dalam program Magang MBKM di Flos HidroganikTemanggung selama 16 pekan dan mendapat konversi 20 SKS sebagai bentuk dukungan terhadap capaian IKU 2, 11 orang mahasiswa mengikuti riset tugas akhir, Berkolaborasi dengan mitra menjalankan program dosen praktisi mengajar pada matakuliah Teknologi Greenhouse dan Hidroponik pada prodi Teknik Pertanian, menghasilkan buku ajar pada matakuliah yang sama sebagai bentuk capaian IKU 4, menghasilkan 1 HKI terkait gambar desain system otomatisasi Greenhouse berbasis IoT, menerapkan kelas partisipatif dan kolaboratif pada mata kuliah Sistem Embeded pada Prodi Teknik Elektro dan Publikasi di 2 prosiding terindex scopus sebagai dukungan terhadap capaian IKU 5 serta 2 artikel pengabdian masyarakat sebagai luaran tambahan.
Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Ir. Noor Farid, M,Si sangat mengapresiasi kegiatan ini, senada dengan Joko Waluyo, SP., MP. Selaku Kabid Hortikultura Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan juga menyambut baik dan berharap dengan penerapan smart teknologi akan menjadikan produk melon dan sayur premium yang di budidayakan oleh Gapoktan Rahayu Makmur makin meningkat kualitas dan kuantitasnya, serta semakin banyak memikat generasi muda untuk menekuni usaha bidang pertanian. (wyn_ohr)
#unsoedmajuterus
#merdekamajumendunia