Skip to main content

Lumbung Paceklik Adat Bonokeling : Mengatasi Kerawanan Pangan Dengan Kearifan Lokal

[unsoed.ac.id, Sen, 07/08/23] Ketahanan pangan menjadi fokus perhatian pembangunan di negara-negara dunia, termasuk Indonesia. Konsep ketahanan pangan secara substansial sudah dipraktikkan sejak ratusan tahun yang lalu, oleh komunitas adat Bonokeling di Desa Pekuncen Kabupaten Banyumas. Komunitas adat Bonokeling merupakan salah satu komunitas hasil akulturasi antara Islam dengan budaya lokal di Jawa Tengah bagian selatan.

Salah satu tradisi komunitas adat Bonokeling sejak ratusan tahun yang lalu dan masih lestari hingga saat ini adalah lumbung paceklik, atau yang pada umumnya dikenal dengan lumbung pangan. Tradisi ini merupakan bentuk kearifan lokal sebagai Upaya mitigasi guna menghadapi krisis pangan.

Lestarinya lumbung paceklik komunitas adat Bonokeling membuat lima mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman, yaitu Windy, Steven, Harso, Sandrina, dan Dhian tertarik untuk mengetahui apa yang menjadi alasan lumbung paceklik komunitas adat Bonokeling tetap berjalan dan berkelanjutan.

Menurut Sumitro, juru bicara komunitas adat Bonokeling, masyarakat Bonokeling masih memandang penting adanya lumbung paceklik yaitu karena terkait dengan gotong royong. Dalam Komunitas Bonokeling kita dapat melihat semangat gotong royong yang tumbuh dan berkembang, secara bersama-sama memastikan ketersediaan pangan dan kehidupan yang lebih baik untuk seluruh anggota komunitas.

Saat ini, penelitian mengenai Lumbung Paceklik Komunitas Adat Bonokeling (Studi Tentang Kearifan Lokal Mitigasi Kerawanan Pangan di Desa Pekuncen, Jatilawang Kabupaten Banyumas) merupakan salah satu Program Keativitas Mahasiswa (PKM) 2023 yang lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dr. Alizar Isna, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing berharap supaya hal ini dapat mengasah pemikiran kritis dan memotivasi mahasiswa untuk melestarikan kearifan lokal yang ada di masyarakat.

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia