Seminar Daring Ulas Serba Serbi Mengajar BIPA
[unsoed.ac.id, Sel, 29/06/21] Internasionalisasi merupakan salah satu elemen yang tidak terpisahkan dalam pengembangan perguruan tinggi. Tidak hanya kita berkunjung ke mitra kampus di luar negeri, tetapi juga menjadi tuan rumah bagi mitra dari luar negeri untuk belajar di Indonesia. Hal ini punya dua arti strategis, Pertama; perguruan tinggi di Indonesia memiliki keunggulan dan kekhasan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu, di mana menjadi rujukan berbagai negara di dunia. Serta, Kedua; menjadi kesempatan untuk memperkenalkan Indonesia ke mancanegara, tidak semata-mata memiliki keunggulan tadi, melainkan juga memperkenalkan Indonesia dengan kekayaan multibudayanya dan sumberdaya lainnya yang juga luar biasa. Hal tersebut disampaikan Rektor Prof.Dr.Ir Suwarto MS dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ketua LP3M UNSOED Ir. Suprayogi, M.Sc., Ph.D pada Seminar Daring yang diselenggarakan International Relations Office UNSOED dengan tema “Serba Serbi Mengajar BIPA”, Selasa (29/6).
Lebih lanjut Rektor menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan seminar daring pada hari ini, karena bapak dan ibu pengajar BIPA akan menjadi penentu bagaimana ke depan mahasiswa dari mancanegara memahami Indonesia.” Untuk itu, kami berharap bapak dan ibu peserta kegiatan ini dapat mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat dan juga penuh kegembiraan, sehingga tidak hanya mendapatkan atau menyegarkan pengetahuan tentang BIPA itu sendiri, namun juga memantik inovasi dan ide-ide baru dalam pembelajaran untuk penutur asing, tidak hanya menguasai aspek kebahasaannya tapi juga bagaimana memperkenalkan Indonesia dengan sebaik-baiknya kepada mereka”, harap Rektor.
Kegiatan menghadirkan narasumber Drs. M. Muzakka, M.Hum yang menyampaikan materi tentang Manajemen Pengelolaan Dan Pembelajaran BIPA di Dalam Negeri. Dalam pemaparaannya disampaikan bahwa saat ini kebutuhan masyarakat internasional terhadap penyelenggaraan program BIPA semakin meningkat. Peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional. “Data BPKLN Kemdikbud 2017, tercatat kurang lebih 80 negara terlibat dalam pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia melalui program Darmasiswa RI (Indonesian Scholarship Program)”, ungkapnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Program BIPA adalah program khusus pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Menurutnya pembelajaran BIPA sangat penting di dalam maupun luar negeri. “Penyelenggaraan program ini membutuhkan persyaratan yang cukup banyak terkait dengan sumber daya, seperti penataan manajemen lembaga penyelenggara BIPA yang profesinal, penataan kurikulum pembelajaran BIPA yang terukur, pengajar BIPA yang terlatih dan professional, media pembelajaran kreatif dan inovatif, dan bahan ajar yang menarik dan bernilai jual”, jelasnya.
Sementara itu narasumber berikutnya Wati Istanti, S.Pd., M.Pd yang menyampaikan tentang Manajemen Pengelolaan Dan Pembelajaran BIPA di luar Negeri. Disampaikan bahwa Bahasa Indonesia tidak hanya dikenal di negara-negara Asia dan Australia saja, di Afrika, Eropa, dan Amerika pun bahasa Indonesia cukup dikenal. “Perkembangan Bahasa Indonesia di beberapa negara di dunia merupakan peluang yang besar bagi bahasa ini untuk menjadi bahasa internasional dan meningkatkan daya saing bangsa”, ujarnya. Proses pembelajaran BIPA di luar negeri bertujuan untuk menyebarkan dan menginternasionalkan bahasa Indonesia agar dikenal dunia sehingga jumlah penutur non-Indonesia di kawasan ASEAN yang menggunakan bahasa Indonesia mencapai 2500 orang pada 2019. Hal inilah yang sangat memungkinkan untuk pengajar dan penggiat BIPA mengajar di luar negeri. “Mengajar BIPA di luar negeri tentunya memerlukan berbagai persiapan lebih, seperti harus memahami budaya dari negara yang akan dituju. Selain itu, dokumen-dokumen yang perlu disiapkan sebagai tanda kerja sama pembelajaran BIPA, kurikulum pembelajaran BIPA di luar negeri, honor pengajar, persiapan pengajar BIPA ke negara yang akan dituju, dan sebagainya”, urainya.
#unsoedmajuterus