Inovasi Granul Effervescent Buah Ciplukan dengan Pemanis Alami Gula Semut
[unsoed.ac.id, Jum, 13/08/21] Gula semut atau palm sugar merupakan gula merah versi serbuk atau kristal yang dihasilkan oleh pepohonan keluarga palem. Kabupaten Banyumas merupakan salah satu sentra penghasil gula kelapa, dari laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyumas pada tahun 2017 terdapat sekitar 35.054 unit usaha gula kelapa dengan volume produksi mencapai 35.562 ton per tahun dan menyerap sekitar 50.000 tenaga kerja. Hasil survei peneliti Unsoed melaporkan kurang lebih 200 unit usaha gula semut tersebar di Kecamatan Cilongok dan Sumbang. Bahkan, gula semut telah diekspor hingga ke negara-negara di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika.
Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman melihat potensi gula semut dapat dijadikan alternatif pemanis alami untuk berbagai bentuk sediaan farmasi. Di tangan generasi Soedirman (Gensoed), gula semut yang termasuk kearifan lokal Banyumas ini diramu dengan buah ciplukan menjadi formula granul effervescent. Granul effervescent adalah sediaan seperti serbuk yang berupa campuran senyawa asam dan basa. Bila ditambahkan air, granul ini akan bereaksi membebaskan karbon dioksida, sehingga menghasilkan buih yang memberi rasa segar. Gula semut memiliki indeks glikemik rendah sehingga aman bagi penderita diabetes melitus, selain kaya nutrisi yang berguna bagi tubuh. Buah ciplukan juga mudah diperoleh dan mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan tanin yang berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut studi literatur, flavonoid dalam buah ciplukan memiliki aktivitas antioksidan dan mampu meningkatkan jumlah sel leukosit dan bobot limfa relatif, yang mendukung khasiatnya sebagai imunomodulator.
Gagasan ini bermula dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang mendapatkan pendanaan dari Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada Mei 2021. Tim PKM-RE ini terdiri dari tiga mahasiswa jurusan farmasi, yaitu Faradina Qorina Nadzif, Zahrah Noor Rafyda, dan Rini Dwi Puspitasari yang dibimbing langsung oleh dosennya Dr.rer.nat. apt. Harwoko, M.Sc. Produk ini dibuat dan diteliti di Laboratorium Farmasetika dan Biologi Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan. Sejauh ini sudah diperoleh formula granul effervescent dan diuji kandungan kimianya, serta diuji sifat-sifat fisik granul effervescent, meliputi kadar air, waktu alir, waktu larut, sudut diam, dan derajat keasaman. Pekan ini tim akan melakukan uji kesukaan (hedonik) kepada 30 responden guna mengetahui tanggapan masyarakat tentang rasa, warna, dan aroma granul effervescent.
Ketua tim, Faradina Qorina Nadzif berharap agar penelitian ini bisa lolos ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 yang akan diselenggarakan di kampus Universitas Sumatera Utara, Medan pada Oktober mendatang. Penelitian tentang granul effervescent buah ciplukan dengan pemanis gula semut ini rencananya akan dikembangkan menjadi produk nutraseutikal. “Selanjutnya, kami berupaya untuk mendaftarkan produk ini ke instansi pemerintah agar diperoleh izin edar sehingga dapat dihilirisasi kepada masyarakat luas“, ungkapnya. Nutraseutikal merupakan makanan atau bagian dari makanan yang memberikan manfaat kesehatan, baik untuk pencegahan maupun pengobatan. Pada masa pandemi COVID-19 saat ini, masyarakat semakin peduli untuk menjaga kekebalan tubuh. Selain melalui program vaksinasi yang bertujuan untuk membentuk kekebalan komunitas (herd immunity). Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus korona baru, antara lain dengan mematuhi protokol kesehatan, rutin berolahraga, mengonsumsi vitamin dan produk herbal termasuk nutraseutikal. (HW-red)
#unsoedmajuterus