Skip to main content

Penerapan Smartquail Incubator kepada Peternak Burung Puyuh

[unsoed.ac.id, Sel, 21/09/21] Tim PKM Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang terdiri dari Fakultas Peternakan dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melakukan inovasi dengan membuat alat bernama smartquail incubator untuk dapat melakukan penyesuaian suhu secara otomatis. Kandungan protein yang tinggi dalam telur puyuh inilah yang mendasari penelitian tim PKM yang diketuai oleh Nur Hidayanto, dan beranggotakan Deny Rozaqul Muis, dan Firman Bayu Hastama, serta dosen pembimbing Prof. Dr. Ir Elly  Tugiyanti, MP. Desa Wlahar kulon merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.

Nur Hidayanto mengatakan bahwa manajemen lingkungan sangat penting untuk menjaga burung puyuh merasa nyaman. Suhu lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan anakan puyuh dan puyuh dewasa adalah 28-32°C. “Maka dari itu, puyuh usia dewasa harus dilakukan pengaturan suhu optimal dengan lama pencahayaan 22 jam/hari agar proses produksi berjalan lancar”, ungkapnya.

Tim melakukan survey, dan ternyata terdapat beberapa kendala yang dialami Pak Herman antara lain keterbatasan alat pengecekan suhu, beliau hanya memperkirakan saja suhu ruangan pada puyuh tanpa melakukan pengecekan menggunakan alat yang presisi sehingga hasilnya tidak akurat. Saat ini para peternak munggunakan inkubator untuk pemeliharaan bibit burung puyuh dimana untuk pengecekan suhu menggunakan termometer. Namun dengan adanya termometer ini peternak harus melakukan pengecekan suhu secara manual. Solusi yang ditawarkan kepada peternak burung puyuh yaitu penggunaan Smartquail Incubator. “Smartquail Incubator telah dirancang untuk melakukan pengecekan suhu secara otomatis, di mana saat suhu kurang dari 28°C lampu akan menyala sedangkan saat suhu lebih dari 32°C kipas angin akan menyala secara otomatis”, ungkapnya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menjalankan program ini dimulai dari survey lokasi mitra, kemudian melakukan pembelihan bahan-bahan, setelah itu melakukan pengrakitan serta pengrangkaian alat, tahapan berikutnya yaitu melakukan finishing pembuatan alat. Setelah alat selesai dibuat, tim kami melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan kepada mitra. Setelah alat tersebut telah kami uji coba dan telah melakukan perbaikan tahapan terakhir yang kami lakukan yaitu penerapan alat kepada mitra. Tujuan dari alat Smartquail Incubator yang telah kami implementasikan kepada mitra bertujuan untuk menghasilkan telur puyuh yang mempunyai kualitas baik, dapat menambah jumlah produksi telur per harinya, serta dapat menurunkan tingkat kematian pada ternak burung puyuh”, jelasnya.

#unsoedmajuterus