Pendampingan Produksi Pupuk Organik di Desa Papringan
[unsoed.ac.id, Jum, 01/10/21] Desa Papringan merupakan salah satu desa dengan jumlah ternak sapi terbanyak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Jumlah ternak yang banyak tentu menghasilkan limbah yang tak sedikit pula. Sayangnya, limbah kotoran ternak dan sisa pakan selama ini belum dikelola secara khusus. Kotoran ternak dibiarkan terbuka sehingga ketika hujan terbawa aliran air dan bisa mencemari lingkungan sekitar. Hasil komunikasi dengan Totong selaku ketua kelompok ternak dan Kholifatul Habsi selaku ketua Karang Taruna Jangkar Mas VIII Desa Papringan menunjukkan besar harapan mereka dapat mengelola kotoran ternak di Desa Papringan menjadi pupuk organik.
Potensi pengelolan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik di Desa Papringan disambut baik oleh MPPA “Carya Bhuana” salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman / Unsoed. Melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, MPPA “Carya Bhuana” berhasil mendapatkan hibah pemberdayaan karang taruna Desa Papringan untuk produksi dan pemasaran pupuk organik.
Tim yang diketuai Rainy Giftamarini serta anggota: Kholifatul Habsi, Lisa Dwi Lestari, Galih Arif Rahmatullah, Inas Rohidatul Aisy, Alifatin Fadhilah, Najrawati, Rani Alja Putri, Asih Purwanti Maulana, Hendra, Salsabila Rusdi Pratiwi, Aria Anugerah Mulia dan Suhadak ini memulai kegiatan pendampingan karang taruna sejak Juni 2021.
Rainy Giftamarini mengatakan survei awal yang dilakukan pada 31 Maret 2021 melalui penyebaran google form diperoleh hasil sebanyak 51,4% anggota karang taruna pernah membuat pupuk dari sampah organik dan 73% pernah membuat pupuk dari kotoran ternak. Berdasarkan hasil survei, anggota karang taruna memiliki pengalaman produksi pupuk organik. “Hal ini menjadi potensi untuk mengelola produksi dan pemasaran pupuk organik dari kotoran ternak”, ungkapnya.
Kegiatan pengabdian diawali dengan sosialisasi kepada anggota karang taruna, kelompok peternak serta dihadiri Kepala Desa Papringan. Selanjutnya dilakukan praktek langsung dan pendampingan pembuatan pupuk organik. Produksi pupuk organik yang didampingi Ni Wayan Anik Leana, S.P., M.P. selaku dosen pembimbing ini dilakukan dengan menggunakan bahan kotoran ternak, jerami serta limbah buah. Produksi pupuk dilakukan rutin dua kali seminggu dengan target produksi 3,5 ton/bulan.
Kelompok peternak mendukung kegiatan pengelolaan limbah kotoran ternak, salah satunya dengan menyediakan gudang yang mereka miliki untuk produksi pupuk organik. Tak hanya produksi pupuk, kegiatan juga diisi dengan pembuatan demplot budidaya sayuran yang menggunakan pupuk organik produksi karang taruna dan MPPA “Carya Bhuana”.
lebih lanjut Rainy mengatakan bahwa penggunaan nama “Pupuk Oganik Inyong” diharapkan pupuk organik yang mereka hasilkan bisa diterima masyarakat. “Semoga pupuk bisa diterima masyarakat karena penggunaan pupuk organik sangat baik untuk kelestarian lingkungan”, jelasnya.
Hal senada diungkapkan ketua Karang Taruna Jangkar Mas VIII Desa Papringan, “Produksi dan pemasaran pupuk organik menjadi kegiatan positif yang sekaligus memberikan tambahan penghasilan untuk karang taruna”, tutup Kholifatul Habsi.
Kegiatan pendampingan tak hanya mengelola limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik, namun juga usaha pengelolaan sampah di Desa Papringan. Pengelolaan sampah dilakukan melalui Bank Sampah dan mulai beroperasi Oktober ini.
#unsoedmajuterus