Panen Perdana Madu Klanceng Di Desa Langgongsari Banyumas
[unsoed.ac.id, Rab, 30/08/23] Menyusul keberhasilan pembudidayaan lebah madu Klanceng dari program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Desa Langgongsari Kecamatan Cilongok yang merupakan kerjasama Fakultas Biologi UNSOED dan PNM, Selasa (29/8) dilaksanakan pemanenan perdana madu klanceng. Madu Klanceng ini merupakan hasil Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diarahkan untuk pemberdayaan perempuan.
Dengan pertimbangan untuk pemberdayaan perempuan maka dipilihlah jenis lebah yang tidak bersengat atau stingless bee honey atau lebah yang tak bersengat, yakni lebah Tetragonula Laeviceps dan Tetragonula biroi. Karena selama ini yang paling populer madu yang banyak dibudidayakan adalah lebah madu dari lebah bersengat jenis Apis Cerena.
Ketua Tim Penelitian Fakultas Biologi UNSOED Prof Dr.rer nat. Imam Widhiono M.Z., MS, mengatakan lebah klanceng jenis Tetragonula biroi itu dipilih dengan pertimbangan serangga tersebut tidak bersengat (stingless bee honey) mengingat kegiatan yang dilakukan di Langgongsari dalam rangka pemberdayaan perempuan. Lebah jenis ini memang sengaja dipilih untuk mendukung pemberdayaan perempuan, karena bentuknya yang kecil, mudah ditangani dan yang terpenting tidak bersengat, sehingga memudahkan kaum ibu untuk memeliharanya, disamping faktor manfaat yang sangat baik bagi kesehatan.
“Kedepan berharap kegiatan ini akan menjadi sebuah kegiatan yang dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi ibu-ibu / perempuan di Desa Langgongsari, dan kami dari perguruan tinggi akan terus meningkatkan kualitas penelitiannya termasuk penelitian dan rancangan produk turunan, jadi selain madu untuk diminum, juga madu dibuat untuk masker,” ungkapnya.
Selain memberikan pelatihan budi daya lebah klanceng, UNSOED bersama PNM juga akan membantu dalam mengelola pemasaran madunya. Menurutnya, pihaknya juga berkewajiban untuk terus melakukan penelitian terkait dengan cara memisahkan koloni yang efektif dan sebagainya termasuk membuat inovasi produk turunan madu klanceng.
Pemimpin Cabang PT PNM Purwokerto Rohmat Agus Pranoto mengatakan melalui kegiatan ini merupakan bukti nyata PNM tidak hanya memberikan modal finansial saja tetapi memberikan modal intelektual dan juga modal sosial. “Modal intelektual berupa pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan untuk masyarakat, dan hari ini kita melakukan kegiatan yang luar biasa yaitu budidaya madu Klanceng,” jelasnya.
Kegiatan di Desa Langongsari, Kecamatan Cilongok ini, nantinya diharapkan bisa menjadi proyek percontohan tingkat kabupaten. Oleh karena itu panitia sengaja menghadirkan wartawan senior Andi F Noya sebagai tamu undangan untuk bisa menjadi faktor pendorong agar pengembangan budidaya lebah Klanceng ini menjadi perhatian dunia bisnis dan setidaknya menjadi obyek CSR perusahaan-perusahaan komersial yang berskala nasional. Setelah berhasil panen dan memeproduksi, selanjutnya yayasan dari Andi F Noya yaitu benihbaik.com akan meningkatkan jumlah koloni yang dibudidayakan.
#unsoedmajuterus
#merdekamajumendunia