Skip to main content
Submitted by android290374@… on 21 September 2023
Rifa

Kampus Mengajar merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan aktivitas di luar kelas dengan menjadi mitra guru dan sekolah dalam pengembangan model pembelajaran. Rifa Nurmaulida, salah satu mahasiswa Sosiologi angkatan 2019, yang mengikuti program Kampus Mengajar pada Agustus-Desember 2021 bersama lima rekan timnya ditugaskan di SDN 5 Cingebul, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas. 

Literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi adalah grand design yang dicanangkan oleh Rifa dan timnya. Fokus tema tersebut sesuai dengan kondisi SDN 5 Cingebul yang terbilang masih memprihatinkan terutama setelah masyarakat di sana mengalami pandemi Covid-19. “Di sana masih banyak anak kelas 4, 5, dan 6 yang belum pandai membaca dan berhitung. Banyak yang masih mengeja dan belum bisa perkalian,” ujar Rifa. Tim Kampus Mengajar ini sangat membantu guru dalam menyelesaikan masalah tersebut. Mereka membuat inovasi pembelajaran yang lebih menyenangkan bahkan juga mengadakan les privat tambahan bagi anak-anak yang belum mencapai targetnya. Usaha yang telah dikerahkan oleh Rifa dan tim memberi dampak signifikan terhadap kemampuan anak. Anak-anak jadi lebih semangat untuk belajar dan nilai akademik mereka meningkat. Selain mengabdi dalam pengajaran, mereka juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial di Lumbir. Tak heran jika warga setempat sangat antusias dan menaruh kepercayaan besar pada Rifa dan tim. 

Selama lima bulan lamanya berada di sana Rifa dan anggota tim lainnya tidak sulit beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Satu tantangan yang ia hadapi adalah sifat alamiah anak-anak yang emosionalnya belum stabil sehingga perlu kesabaran lebih untuk memahami mereka. Sebaliknya, manfaat dan pengalaman positif yang Rifa dapatkan dalam program Kampus Mengajar begitu melimpah. Ia menjadi lebih peka terhadap lingkungan, dekat dengan masyarakat, peduli akan anak-anak dan pendidikan, serta makin memiliki rasa kekeluargaan.

Program ini juga menunjang perkembangan studi Rifa di Jurusan Sosiologi yang erat kaitannya dengan lingkungan sosial. Selain manfaat yang berhubungan dengan konversi nilai yang tidak menghadapi kendala apapun, pengalaman ini juga menjadi bahan penelitian yang tepat untuk tugas akhirnya. Rifa berpesan kepada teman-temannya sesama mahasiswa bahwa menjadi mahasiswa itu harus selalu memiliki rasa ingin tahu tentang kegiatan positif dan memiliki program yang dapat membantu selama proses belajar. Ketika kita berani memulai melakukan kegiatan yang positif, pastinya akan ada hal baik yang akan kita tuai.

Submitted by android290374@… on 21 September 2023

Program Kampus Mengajar adalah salah satu kanal pendidikan yang menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk melakukan pembelajaran dan pelatihan di luar kampus dengan menjadi mitra guru di sekolah dalam pengembangan model pembelajaran serta meningkatkan pembelajaran literasi dan numerasi sekolah. Salah satu mahasiswa Unsoed yang mengikuti program kampus mengajar ini adalah Nur Azizah, mahasiswa Program Studi Fisika Fakultas MIPA angkatan 2020. Nur Azizah tertarik dengan program kampus mengajar karena program ini dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi masa depannya. Melalui program kampus mengajar dia bisa mencoba hal baru yang mengesankan, mendapatkan benefit uang saku dan bebas KKN, mendapatkan sertifikat kegiatan, dan masih banyak lagi keuntungan lainnya.

Peserta Program Kampus Mengajar ditempatkan di sekolah yang memang membutuhkan bantuan tenaga, pikiran, dan waktu pihak lain. Biasanya sekolah itu memiliki siswa yang kurang semangat dalam proses belajar serta dukungan yang kurang dari orang sekitarnya. Nur Azizah menyampaikan, dia membangun komunikasi dengan para siswa untuk mengetahui apa yang dibutuhkan serta diinginkan para siswa. Dia juga selalu bercerita bagaimana indahnya hidup penuh cita-cita dan tujuan. Selain itu, dia juga senang mengapresiasi siswa yang aktif dengan memberikan sedikit hadiah supaya siswa tahu bahwasanya masih ada orang yang bangga dan menghargai kerja keras serta usahanya. Diharapkan mereka akan memiliki pemikiran bahwa pendidikan itu penting untuk diri sendiri dan masa depannya kelak.

Program Kampus Mengajar memberikan pelatihan AKM Kelas (alat bantu guru di kelas untuk mendiagnosis hasil belajar setiap individu murid) untuk mengukur kemampuan pembelajaran siswa. Pada awal kegiatan program ada pre-test AKM yang menunjukan hasil nilai para siswa yang sangat rendah. Untuk itu peserta program melakukan pelatihan pembelajaran yang menyenangkan kemudian membuat program meningkatkan kreativitas siswa. Pada akhir kegiatan dilakukan post-test AKM dengan nilai yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Ada beberapa kesulitan namun masih bisa teratasi. Salah satunya berhubungan dengan terbatasnya media pembelajaran, misalnya keterbatasan media digital/gadget untuk program AKM Kelas. Solusinya yang dengan menggunakannya secara bergantian menyebabkan proses AKM Kelas memakan waktu yang banyak. Selain itu, peserta program juga perlu mengubah perilaku serta kebiasaan para siswa sehingga perlu mengeluarkan tenaga ekstra dan tingkat kesabaran yang tinggi.

Dengan adanya konversi 20 SKS yang merupakan benefit dari Program Kampus Mengajar Nur Azizah bisa tetap fokus melaksanakan kegiatan dalam program ini. Karena sudah berpengalaman mengajar di beberapa bimbingan belajar dia merasakan kegiatan ini sangat menyenangkan walaupun kadang terasa berat. Gegar budaya yang dialami Azizah selama mengikuti program ini adalah menghadapi kebiasaan para siswa yang sangat berbeda dengan kehidupannya. “Saya yang sangat mengutamakan pendidikan serta terus belajar hal baru bertemu dengan para siswa yang tidak ada semangat sekolah serta minim pengetahuan. Mereka yang seharusnya masih menjalankan pendidikan dengan tenang terganggu dengan pemikiran harus punya uang serta lebih mengutamakan bekerja daripada sekolah,” ujarnya.

Dengan mengikuti program ini dia jadi lebih bisa bersyukur dengan kehidupan yang dia jalani. “Mendapatkan teman satu tim yang bisa menambah tali silaturahmi dan persaudaraan. Mencoba berbagai macam hal baru. Memperoleh pengalaman yang tidak semua orang bisa dapatkan menjadikan saya sangat amat beruntung sehingga menambah semangat saya belajar hal baru lagi,” jelasnya. Azizah berpesan agar setiap individu selalu mempercayai kemampuan diri ketika berbicara di depan orang banyak, terus mengembangkan keterampilan public speaking mereka, dan terus mencari pengalaman baru. Baginya, dalam pencarian tersebut terdapat keajaiban yang menunggu untuk diungkapkan, pelajaran yang tak ternilai harganya yang dapat dipetik, dan kebijaksanaan yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain.

 

Subscribe to Kampus Mengajar