Kezia Belva Putri Merdeka mahasiswa program studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan angkatan tahun 2019 merupakan salah seorang mahasiswa yang terpilih menjadi peserta program magang kerja ke Hokkaido Jepang. Program magang kerja ini berlangsung selama delapan bulan, yaitu dari April sampai Desember 2022. Kezia ditempatkan di Kota Abuta, Pulau Hokkaido pada perusahan Abesigo Nori yang bergerak dalam bidang budi daya kerang hotate. Bersama Kezia ada 22 mahasiswa dari fakultas lain yang diberangkatkan ke Jepang.
Langkah pertama untuk mengikuti program magang kerja yang dilakukan oleh Kezia adalah membaca pamflet pemberitahuan tentang kegiatan magang kerja yang ditempel di jurusan. Setelah itu dia mengikuti wawancara dengan lembaga yang mengajarkan bahasa dan perusahaan tempat magang nanti. Setelah dinyatakan lolos seleksi dia harus mengikuti program belajar bahasa selama tiga bulan yang terbagi menjadi tahap, yaitu satu bulan dilakukan secara daring dan dua bulan secara luring di Tangerang. Setelah proses visa dan lain-lain selesai dia dan peserta lainnya diberangkatkan pada April. Setibanya tempat tujuan mereka harus mempelajari semua industri yang ada di sana.
Kezia menjelaskan bahwa setiap mahasiswa yang berangkat ke jepang hanya dibebani biaya visa dan pelatihan bahasa. Untuk itu peserta diberi kemudahan untuk bisa mengangsur biaya tersebut setelah yang bersangkutan mendapatkan gaji dari sana. Sementara untuk biaya tiket pesawat pergi-pulang ditanggung oleh perusahaan penerima magang kerja. Total biaya yang dikeluarkan Kezia berada di kisaran Rp. 10 juta sampai dengan Rp. 15 juta.
Manfaat lebih yang Kezia dapatkan dari mengikuti program magang ini adalah dia mendapatkan kesempatan mempraktikan pola hidup disiplin dan kesempatan untuk belajar secara langsung tentang kerang hotate mulai dari budi daya sampai pemanenannya. Sementara keuntungan secara materi yang dia dapatkan adalah uang saku yang diterimanya yang berada di kisaran Rp. 9 juta sampai dengan Rp. 18 juta untuk waktu kerja enam sampai dengan delapan jam per hari.
Kendala yang sempat dialami Kezia selama menjalani program magang ini adalah adaptasi seputar bahasa dan pekerjaaan. Selain itu aspek budaya masyarakatnya yang menurutnya tidak bisa sebebas seperti di Indonesia. Meski demikian dia mengakui bahwa orang-orang di sana cenderung baik dan ramah.
Kezia berpesan untuk mereka yang akan berangkat magang ke sana sepertinya agar tidak perlu membawa barang-barang yang merepotkan karena di sana sudah disediakan asrama dan kendaraan dengan transportasi umum, jadi tinggal membawa diri dan perbekalan yang penting saja. Karena di perusahaan tempat dia magang tidak setiap hari ada pekerjaan atau kegiatan, dengan ijin dari perusahaan, Kezia dan teman-temanya memanfaatkan waktu yang ada untuk sekedar berbelanja atau berjalan-jalan sembari mengenal budaya di sana. Setelah melihat dan mempelajari berbagai macam teknologi yang bermanfaat, Kezia bertekad untuk kembali ke Jepang untuk melanjutkan kuliah di sana.
#merdeka maju mendunia #maju terus pantang menyerah