Skip to main content

Tim PKM-PM UNSOED Asah Life Skills Anak-Anak Di Desa Kramat

[unsoed.ac.id, Sab, 09/09/23] Tim PKM-PM Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) menggagas rumah baca untuk mengenalkan dan meningkatkan minat literasi anak-anak dengan mendirikan Rumah Baca Kancil. Hadirnya rumah baca di tengah masyarakat Desa Kramat Banyumas membawa semangat baru, khususnya bagi anak-anak. Program Rumah Baca Kancil memiliki tiga kegiatan utama yaitu belajar, bermain, dan bercerita.

Qolbi selaku ketua Tim Kancil menyebutkan bahwa dengan membaca, anak-anak dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memahami, menambah kreativitas, serta memperkaya kosakata. Rangkaian kegiatan rumah baca diharapkan dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya literasi sejak dini. Mereka melakukan kegiatan membaca bersama di musala setiap hari Sabtu.

“Pojok baca di musala memiliki banyak koleksi buku, mulai dari cara membaca, dongeng, buku berbahasa Inggris, dan pengetahuan umum. Buku-buku yang ditata rapi di sudut musala itu memiliki penampilan yang menarik bagi anak-anak, sehingga mereka senang saat membaca dan tidak bosan melihat tulisan. Beberapa di antara mereka bahkan kerap membaca ulang buku yang sudah pernah dibaca,” ungkapnya.

Selain membaca, Qolbi dan tim juga melatih anak-anak untuk mengembangkan life skills atau keterampilan hidup. Tim Kancil mengajarkan pengetahuan dasar sederhana yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Mereka diajarkan cara melipat dan merapikan pakaian, cara bersikap terhadap diri sendiri maupun orang lain, dan pertolongan pertama pada kecelakaan. “Karena Rumah Baca Kancil berniat mengajarkan ilmu pengetahuan yang bisa digunakan sampai si anak ini dewasa, dan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Bukan hanya pengetahuan akademik. Mempelajari keterampilan hidup sejak dini akan membantu si anak, misalkan terbiasa hidup rapi, mengerti cara merawat luka, mengenal tugas dan kewajiban seorang anak juga hal penting lainnya,” ujar Ghina, salah satu anggota tim yang bertugas untuk memaparkan materi.

Minat anak-anak terhadap kegiatan Rumah Baca Kancil terbilang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah anak-anak yang datang setiap minggunya. Kegiatan yang dikemas dengan cara unik membuat anak-anak mengikuti dengan antusias. Anak cenderung lebih mudah memahami saat diajarkan menggunakan praktik langsung. Selain itu, metode bermain sambil belajar juga cukup efektif untuk menjaga semangat anak hingga akhir kegiatan. Mereka juga diajak berkontribusi dalam kegiatan dengan melakukan tanya jawab di sela-sela pembelajaran, praktik berbicara di depan umum, dan saat sesi bermain.

Life skill ini berguna banget buat kehidupan sehari-hari yang mungkin belum atau jarang mereka perhatiin selama ini. Padahal itu hal yang penting. Contohnya cara melipat baju, mengobati luka bakar, mengobati luka tusukan benda, dan sebagainya,” tambah Wulan yang juga menjadi penanggung jawab kegiatan. Anak-anak diberitahu tentang kesalahan yang masih sering dilakukan oleh orang awam seperti mengobati luka terbuka dengan ludah, atau mengoleskan pasta gigi pada luka bakar.

Seluruh rangkaian Rumah Baca Kancil dapat diikuti oleh anak-anak secara gratis. Mereka diberi fasilitas alat tulis berupa buku, pensil, dan penghapus. Buku-buku yang tersedia dapat dipinjam untuk dibaca kapanpun. Anak yang belum bisa membaca dan menulis juga dibimbing sampai bisa dan terbiasa. Progres pada anak-anak terbilang cukup baik, terlihat dari anak yang awalnya tidak lancar membaca dan menulis menjadi lebih baik dan lancar di pertemuan-pertemuan selanjutnya. Selain itu, anak-anak juga dilatih untuk terbiasa berbicara di depan umum untuk melatih kepercayaan diri. Anak yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai menjadi lebih sering membaca buku dan belajar bersama.

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia