Skip to main content

Tim PKM UNSOED Membuat Inovasi Cerobong Asap Pereduksi Gas CO2

[unsoed.ac.id, Rab, 31/08/22] Tim Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) mahasiswa F.MIPA Unsoed membuat inovasi pada sebuah cerobong asap yang dapat memfiltrasi sekaligus mereduksi gas karbon dioksida (CO2). Tim diketuai oleh Agung Budiyono Wongso dengan anggotanya Gibran Syaillendra Wiscnu Murti, dan Muhamad Ilyas Zainul Furqon di bawah bimbingan Dr. Mukhtar Effendi, S.Si, M.E ng.

Agung Budiyono Wongso mengatakan bahwa ide ini bermula dari pengalamannya beserta teman-temannya yang melintas pada kawasan Industri yang penuh asap dan panas yang dihasilkan oleh aktivitas industri yang menyebabkan mereka merasa gerah di sepanjang perjalanan. “Proses industri tak luput dari penggunaan bahan bakar fosil  yang mana menghasilkan emisi gas buangan yang salah satunya adalah karbon dioksida (CO2). Hal ini berdampak pada penurunan kualitas hidup masyarakat yang semakin rendah”, ungkapnya.

Emisi gas CO2 dapat menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan seperti gangguan pernapasan, iritasi, bahkan keracunan. Selain itu proses industri juga menghasilkan limbah panas yang juga berdampak pada lingkungan sekitar.

Dari permasalahan tersebut, ketiga mahasiswa Kimia Unsoed tersebut mendapatkan ide untuk membuat sebuah prototipe cerobong asap yang memanfaatkan teknologi sederhana yang dapat memfiltrasi asap dan pengelolaan konversi limbah panas yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Rancangan prototipe ini diberi  nama ECO-E (Electric Carbon dioxide to Oxygen Converter and Energy Convertion).

Baca juga : 160 Atlet UNSOED Siap Berlaga di POMPROV Jateng 2022

Agung menjelaskan filtrasi ini menggunakan penerapan metode fenomena elektrokimia untuk mereduksi karbon dioksida CO2 yang dapat mengubahnya menjadi Oksigen (O2) melalui reaksi redoks. “Alat ini memiliki efektivitas dengan efisiensi faraday yang mencapai lebih dari 90%. Selain itu, untuk mengubah energi panas menjadi listrik digunakan sebuah modul Thermoelectric Generator (TEG) sebagai pengkonversi listrik, yang menggunakan fenomena Seebeck Effect yang memanfaatkan perbedaan suhu diantara kedua sisinya dan menghasilkan sebuah arus listrik DC”, jelasnya.

Listrik yang dihasilkan kemudian disimpan pada sebuah baterai yang nantinya dapat digunakan dan listrik tersebut digunakan juga pada proses pereduksi CO2. Sehingga, prototipe ini tidak membutuhkan energi dari luar melainkan dapat menghasilkan energi listrik secara mandiri.

“Pembuatan prototipe ini diharapkan dapat mengurangi dampak polusi yang diakibatkan dari proses industri yang mempengaruhi langsung terhadap lingkungan maupun masyarakat luas. Alat ini juga menghasilkan listrik yang bisa dimanfaatkan sebagai listrik alternatif”, pungkasnya.

#unsoedmajuterus