Skip to main content

UNSOED Kukuhkan 4 Profesor Sekaligus

[unsoed.ac.id, Rab, 15/03/23] ] Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali mengukuhkan empat orang Profesor / Guru Besar secara bersamaan, dalam Sidang Terbuka Senat Pengukuhan Profesor yang bertempat Di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Unsoed, Rabu (15/3). Adalah Prof. Dr. Dra. Hernayanti, M.Si., sebagai Profesor / Guru Besar dalam bidang Toksikologi. Kemudian Prof. Dr. Dwi Nugroho Wibowo, M.S. sebagai Profesor / Guru Besar dalam bidang Ilmu Ekologi.

Selanjutnya Prof. Dr. Ir. Nur Prihatiningsih, M.S. sebagai Profesor / Guru Besar dalam bidang Ilmu Penyakit Tanaman, dan Prof. Dr. Nuniek Ina Ratnaningsih, M.S. sebagai Profesor / Guru Besar dalam bidang Ilmu Mikologi Terapan.

Rektor Unsoed Prof.Dr.Ir Akhmad Sodiq M.Sc.,Agr dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini Unsoed memiliki 94 guru besar yang insya Allah telah, sedang dan terus berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan.  Ada pun Prof. Nur Prihatiningsih adalah guru besar yang ke-12 pada Fakultas Pertanian, sedangkan Prof. Dwi Nugroho Wibowo, Prof. Hernayanti dan Prof. Nuniek Ina Ratnaningtyas masing-masing adalah guru besar yang ke-20, 21 dan 22 pada Fakultas Biologi.

Perguruan tinggi adalah rumah ilmu pengetahuan untuk bertumbuh. Kampus adalah padang gembala perkembangan dan kemajuan teknologi. Ada tanggung jawab yang melekat  baik moral dan intelektual pada sivitas akademika, untuk senantiasa memacu dan memicu mutu peradaban yang mensejahterakan. “maka menjadi komitmen Unsoed untuk mengokohkan dan memperkuat jati dirinya sebagai  wahana mencerdaskan kehidupan bangsa melalui keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.  Lebih khusus lagi, bagaimana keunggulan tersebut tadi, menjadi sarana dalam mengembangkan sumberdaya perdesaan yang berkelanjutan dan kearifan lokal”, ungkap Rektor.  

Unsoed lahir enam dasawarsa silam dari semangat untuk memampukan dan memuliakan kehidupan di perdesaan yang ada di Indonesia.  Bahkan tidak hanya itu,  insya Allah dengan komitmen kita seluruh warga universitas dan bersama-sama dengan pemangku kepentingan, Unsoed pada tahun 2034 sebagaimana visi kita, akan tiba sebagai perguruan tinggi yang diakui dunia dengan kekhasannya yang perdesaan dan kearifan lokal.

“Salah satu proses derap langkah menuju diakui dunia adalah dengan semakin bertambahnya jumlah dan kualitas dosen dengan jabatan akademik tertingginya, yakni profesor atau guru besar.   Kecendekiawanan dan kearifan dari seorang profesor, diharapkan menjadi mata air sekaligus menara air kehidupan. keempat guru besar yang baru saja dikukuhkan pada hari ini, sungguh menjadi inspirasi dan energi bagi sivitas akademika Unsoed untuk semakin merdeka dalam pilihan ragam karya, maju dalam kualitas karyanya, dan mendunia pengakuan akan hasil karyanya”, jelas Rektor.

Dalam pengukuhannya tersebut Prof. Dr. Dra. Hernayanti, M.Si menyampaikan orasi ilmiahnya dengan judul “Bahaya Pencemaran Logam Berat Kadmium dan Penanggulangannya”. Disampaikan bahwa paparan logam berat kadmium berdampak buruk baik terhadap lingkungan terutama perairan dan manusia. Paparan Cd pada manusia menimbulkan gangguan kesehatan seperti hipertensi dan gangguan fungsi ginjal. Menurut Prof. Hernayanti penanggulangan pencemaran Cd dari limbah industri dapat dilakukan dengan metode fitoremidiasi menggunakan tumbuhan air dan pada manusia menggunakan kelator alami dari buah tomat, daun teh hijau dan pegagan.

Prof. Dr. Dwi Nugroho Wibowo, M.S. dengan Judul “Eutrofikasi, Sebuah Pembelajaran Instropeksi Diri dari Ekosistem Lentik”. Dalam orasinya disampaikan bahwa penggunaan pupuk yang berlebihan secara sembarangan dan tidak terkendali dalam praktik pertanian, pembuangan sejumlah besar bahan limbah domestik dan industri ke badan air menyebabkan masalah ekologis yang parah di lingkungan yaitu eutrofikasi. Secara ekologis, eutrofikasi dapat didefinisikan sebagai beban nutrisi yang berlebihan di badan air atau pengayaan badan air oleh nutrisi. Dari segi fisika-kimia, eutrofikasi menunjukkan penurunan kualitas air untuk keperluan rumah tangga, rekreasi, dan penggunaan lainnya.

Eutrofikasi telah menjadi masalah lingkungan perairan global karena konsekuensi ekologisnya, seperti seringnya terjadi blooming algae yang mengancam pasokan air minum dan menyebabkan penipisan kandungan oksigen dari badan air. Eutrofikasi meningkatkan kebutuhan oksigen biologis (BOD) air, melepaskan gas beracun, mendorong pertumbuhan makrofita akuatik dan semua ini memiliki efek buruk pada pertumbuhan ikan, pemijahan ikan, penggunaan rumah tangga, dan bahkan navigasi.

“Meminimalkan eutrofikasi memerlukan upaya holistik dari beberapa parameter seperti faktor fisika-kimia air, antara lain dengan melakukan pemonitoran secara teratur, pengembangan deterjen bebas fosfat untuk keperluan rumah tangga, penghilangan ganggang dengan pengerukan, pengurangan penggunaan pupuk yang berlebihan dalam praktik pertanian, mekanisasi aerasi, dan pengolahan air limbah yang efektif”, ungkapnya.

Prof. Dr. Ir. Nur Prihatiningsih, M.S. dengan Judul “Kekuatan Bakteri Tersembunyi dalam Tanaman”.  Disampaikan bahwa “Bakteri tersembunyi” memiliki prospek yang strategis dikembangkan sebagai biopestisida yang mendukung pertanian berkelanjutan, sebagai alternatif substitusi pestisida kimia sintetik dan sebagai kunci dalam implementasi pengelolaan penyakit terpadu. “Bakteri endofit dapat diformulasi baik cair maupun padat sebagai formula mikroenkapsulan dan nanobiopestisida yang lebih eco-green, membantu tanaman menghadapi stres biotik dan abiotic”, jelasnya.

Prof. Dr. Nuniek Ina Ratnaningsih, M.S. dengan Judul “Tantangan dan Potensi Pengembangan Jamur Kultivasi Lokal Sebagai Kandidat Herbal Medicine”. Disampaikan bahwa aplikasi terapan jamur memiliki banyak peluang dan potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga membuka peluang yang besar dalam kultivasi jamur, membuka lapangan pekerjaan untuk budidaya jamur, hingga dapat didapatkan suatu produk herbal medicine yang relatif aman dan minim efek samping. “Riset dan pengembangan herbal medicine yang membutuhkan waktu bertahun-tahun, evaluasi dan penilaian yang ketat menjadi tantangan tersendiri agar dapat dihasilkan suatu produk yang dapat dipasarkan dan dikonsumsi dalam skala nasional atau global’, ungkapnya.

Pengukuhan ditandai dengan Pengalungan tanda Profesor oleh Ketua Senat didampingi oleh Rektor.

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia