Skip to main content

Penerapan Teknologi Budidaya Melon Hidroponik Fertigasi Sederhana

[unsoed.ac.id, Jum, 02/09/22] Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Pertanian Unsoed yang terdiri dari Dr. Ir. Endang Warih Minarni,M.P., Dra. Nurtiati,M.S. dan Agus Suroto S.Pd. M.Si. melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program penerapan Ipteks yang didanai oleh BLU Unsoed 2022. Kegiatan PPM yang berjudul “Penerapan Teknologi Budidaya Melon Hidroponik Sebagai Usaha Peningkatan Pendapatan Petani” dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2022.  Mitra dari kegiatan PPM ini adalah Kelompok Tani Raden yang diketuai oleh Bapak Mugiarso, berada di Kelurahan Pabuwaran, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.

Dr. Ir. Endang Warih Minarni,M.P mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi mitra adalah terjadinya kegagalan panen dalam budidaya tanaman melon. Kegagalan panen disebabkan karena serangan hama dan penyakit, kesalahan dalam pemeliharaan tanaman dan kondisi lingkungan. “Tim pengabdi menawarkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan teknologi budidaya melon secara hidroponik dengan teknik fertigasi sederhana. Pemilihan teknologi ini didasarkan pada mudah dan murahya teknik budidaya dan harga jual produk yang lebih mahal dibandingkan melon yang dibudidayakan konvensional”, ungkapnya.

Pelaksanaan pengabdian dilakukan  melalui pendampingan, pendidikan, dan demplot. Metode ceramah dan diskusi dilakukan sebagai media alih informasi yang bersifat interaktif dan berlangsung dua arah. Metode ini merupakan inisiasi program dengan harapan mitra mempunyai pengetahuan dasar yang baik tentang pengetahuan budidaya tanaman melon secara hidroponik. Materi pelatihan meliputi pembuatan screenhouse, pembuatan instalasi fertigasi, penyiapan media tanam, pembuatan persemaian, pemberian nutrisi, pemeliharaan tanaman, penyerbukan, pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan dan pemasaran.  Demplot budidaya tanaman melon hidroponik dikelola dengan teknologi yang mudah, murah dan tepat, sehingga diharapkan adopsi teknologi tersebut dapat diterima oleh masyarakat.

Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Raden, merasakan manfaat dari kegiatan tersebut. Dalam kegiatan tersebut ditanam dua jenis tanaman melon yaitu varietas Apollo dan Golden aroma. Melon Apollo adalah satu dari sekian jenis melon berwarna kuning yang banyak  dikembangkan di Indonesia. Keunggulan varietas Apollo adalah rasa yang lebih manis serta daging yang renyah dan tebal.  Buah melon varietas Golden Aroma kulitnya mempunyai net tebal dan rata dengan warna dasar hijau, berdaging orange dan renyah, mempunyai rasa yang manis dengan kadar gula (Brix) bisa mencapai 16 % serta tahan terhadap serangan virus seperti layu bakteri dan jamur Fusarium.

Lebih lanjut diuraikan bahwa teknologi yang sederhana dengan menggunakan screehouse yang terbuat dari bambu dan insect net,  media cocopeat dan sistem fertigasi yang sederhana kelompok tani Raden mampu menghasilkan melon hidroponik dengan kualitas premium. Hasil pengukuran dengan Refractometer, kadar gula buah berkisar 15-16, sementara kadar gula pada buah melon yang dibudidayakan oleh petani kelompok tani Raden sebelumnya hanya berkisar 10-12. Selain rasa yang lebih manis, kenampakan buah lebih segar dan mulus tanpa ada bekas serangan serangga hama atau patogen.  Bobot buah yang tidak terlalu besar lebih disukai oleh konsumen, karena dapat dikonsumsi untuk satu kali kudapan. Bobot buah melon Apollo berkisar  0,9-1,2 kg/buah, sedangkan Golden Aroma berkisar 1,35-2,00 kg/buah. Harga buah melon hidroponik ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan harga buah melon biasa.

Hasil panen melon hidroponik premium perdana kelompok tani Raden, dijual secara petik langsung di screenhouse, online dan ke supermarket. Harga jual buah melon premium ke supermarket berkisar Rp 25.000-30.000/kg, sedangkan harga melon biasa berkisar Rp 13.000-15.000/kg. Konsumen yang membeli merasa puas dan ingin kembali membeli. Hal ini mendorong petani di KT Raden untuk kembali menanam dan merencanakan menambah Screenhouse lagi.

#unsoedmajuterus