Dies Natalis ke-60 Fakultas Pertanian UNSOED
[unsoed.ac.id, Sel, 18/10/22] Berbicara tentang pertanian pada saat ini, maka hanya bisa dipahami secara utuh bila kita membacanya dalam kacamata multi dimensi. Dinamika dan problematika pertanian saat ini begitu kompleks, Mulai dari aspek produksi hingga pasca panen, dari aspek teknologi hingga segi perilaku konsumsi dan gaya hidup. Bahkan tidak hanya itu, berbicara pertanian pun tidak akan lepas dalam konteks ketahanan nasional dan hubungan antarbangsa. Demikian disampaikan Rektor Unsoed Prof.Dr.Ir Akhmad Sodiq M.Sc.,Agr dalam Dies Natalis ke-60 Fakultas Pertanian Unsoed, Rabu (12/10).
Lebih lanjut Rektor berharap sivitas akademika Fakultas Pertanian Unsoed, kiranya juga dapat terpantik untuk mengembangkan riset-riset yang bersifat antardisiplin keilmuan baik dalam rumpun pertanian maupun non-pertanian. Sivitas akademika Fakultas Pertanian Unsoed, diharapkan semakin dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan pemangku kebijakan serta pemangku kepentingan. “Semangatnya adalah bagaimana kita dengan karakter khas atau keunggulan kita, kita dapat berkontribusi dan diakui tidak hanya di tingkat lokal, melainkan juga nasional, regional dan internasional”, ungkap Rektor.
Dalam kesempatan tersebut juga diisi dengan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Danrem 071 Wijayakusuma, Kolonel Inf Yudha Airlangga, SE yang menyampaikan tentang “Peran TNI melalui Kolaborasi Pentahelix dalam Mendukung Kedaulatan Pangan”, dan Prof. Dr.Ir Tamad M.Si (Guru Besar Faperta Unsoed) yang menyampaikan judul “Fakultas Pertanian Unsoed dan Kedaulatan Sekitar”.
Danrem dalam orasi ilmiahnya menyoroti terkait pentingnya untuk mewujudkan ketahanan pangan. Salah satu konsepnya, yaitu ketahanan pangan berbasis kolaborasi pentahelix untuk memajukan ketahanan pangan khususnya di wilayah Korem 071 Wijayakusuma. Konsep Pentahelix meliputi kolaborasi anatara pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media untuk mencapai ketahanan pangan. “Wujud nyata yang sudah dilakukan adalah melakukan pendampingan dan membantu penyediaan lahan tanah”, ungkapnya.
Lebih lanjut Danrem berpesan kepada mahasiswa untuk dapat menimba ilmu dengan penuh tanggungjawab dan mengaplikasikannya untuk memajukan dunia pertanian di Indonesia. Mampu mewarnai bidang pertanian di Indonesia, memadukan teknologi dengan kearifan lokal di Indonesia sesuai dengan adat dan budaya.
Sementara itu Prof. Dr.Ir Tamad M.Si menyampaikan salah satu komoditas di Jawa Tengah yang sangat potensial untuk dikembangkan yaitu kentang. Untuk mendukung pertanian kentang, Prof. Tamad mengatakan dengan melakukan pendampingan dan mengajarkan para petani untuk menerapkan teknologi dalam bercocoktanam. Penerapan teknologi dinilai mampu mengangkat produksi pertanian menjadi lebih mudah, murah, dan hasilnya optimal.
“Kami mengajarkan teknologi budidaya organik, yaitu dengan memanfaatkan semua limbah organic tanaman digunakan untuk pupuk. Bagaimana mengolah pupuk organik yang mudah, murah, dan cepat. Selain itu teknologi konservasi dan pemanfaatan agensia hayati untuk pupuk dan perlindungan tanaman juga telah diterapkan”, jelasnya.
#unsoedmajuterus