Skip to main content

UPL MPA UNSOED Tancapkan Cakar Di Karang 5.8, Tebing Suwuk Kebumen

[unsoed.ac.id, Rab, 22/05/24] Anggota Muda Cakar Karang Tim Panjat Tebing Unit pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam  (UPL MPA) Unsoed melaksanakan kegiatan simulasi yang berlokasi di Tebing Suwuk Desa Logending, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan yang merupakan salah satu kegiatan awal memasuki rangkaian masa pengembaraan, dilaksanakan pada 3 - 5 Mei 2024.

Tujuh orang Anggota Muda yang mengikuti simulasi ini yaitu Ali Sabab Izzul Abi, Adhella Rosmala Sari, Achmad Muchlisin, Adhiyaksa Ilyas Al Muhtarom, Fahriel Fernandes Mafu, Hayu Havilah Subekti, dan Nadia Naurotul Ahadiyah, serta ditemani oleh 2 orang pendamping

Salah satu pendamping dalam kegiatan ini, Sabrina Abeallya Afthoni mengatakan secara geografis, Tebing Suwuk berada pada titik koordinat 7° 43’ 47” LS dan 109° 23’ 45” BT. Tebing ini merupakan tebing dengan karakteristik batuan karst yang mempunyai dua sisi yang berhadapan dengan ketinggian tebing dan medan pemanjatan yang berbeda.

“Pada sisi pertama (8 meter) banyak jenis pengaman yang lebih mudah untuk diaplikasikan, karena terdapat banyak celah batuan yang bisa dipergunakan untuk pegangan tangan dan pijakan (grade 5.1-5.4). Sedangkan pada sisi kedua (20 meter) memiliki karakteristik yang cukup menantang karena jenis batuan karangnya lebih licin dan memiliki lebih sedikit celah untuk dipasang pengaman dengan pijakan dan pegangan kecil, sudut rendah ke medan vertikal (grade 5.5-5.8). Oleh karena itu, tebing ini cocok digunakan untuk berkegiatan pengenalan pemanjatan tebing alam,” jelasnya.

Ia menambahkan, perjalanan dari warung di tepi jalan raya menuju dasar tebing terbilang cukup dekat, meskipun jalannya sedikit menanjak. Keadaan dasar tebingnya sedikit cekung yang berada di antara kedua tebing, dengan panjang sekitar 15 meter dan lebar 10 meter yang bisa dipergunakan untuk mendirikan 3 flysheet dan tenda guna bermalam disana. Jika ingin merasakan tidur hanging camp (menggantung), tebing 20 meter sangat cocok untuk menampung dua hammock dan tebing 8 meter satu hammock.

“Selama kegiatan simulasi kemarin, Tim Panjat Tebing berhasil melaksanakan 8 materi penunjang, meliputi manajemen perjalanan, pengenalan medan pemanjatan, pengetahuan grade tebing, sejarah pemanjatan tebing, pemahaman peralatan, sistem dan metode pemanjatan tebing, Single Rope Technique (SRT), serta pemetaan jalur pemanjatan,” urainya.

Sistem pemanjatan alpine tactic dipraktikkan pada tebing 8 meter oleh semua anggota tim dengan targetan top tebing. Selanjutnya, lima orang anggota tim berhasil mencapai targetan top tebing 20 meter dengan menggunakan sistem pemanjatan himalayan tactic. Dan di sesi terakhir, tim panjat tebing mempraktikkan Single Rope Technique (SRT) dengan alat jumar (jumaring).

“Tebing Suwuk ini masih sangat terjaga alami struktur batuannya, sehingga tidak ada hanger atau dynabolt yang terpasang pada tebing. Pemanjat harus menggunakan peralatan yang dapat dilepas (non permanen) untuk melakukan pemanjatan tebing ini. Sehingga, setiap anggota tim mempunyai jalur pemanjatan yang berbeda-beda untuk sampai ke top tebing, yang nantinya akan menghasilkan sketsa topo map berbagai jalur pemanjatan Tebing Suwuk yang bisa dipanjat oleh para penggiat adventure climbingI,” pungkasnya.

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia